Lihat ke Halaman Asli

fery ekopujiono

Bercita-cita jadi wartawan

Dosen IIK Bhakta Ajak Pengrajin Tahu di Kediri Bikin Sabun Viral

Diperbarui: 20 Agustus 2021   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen IIK Bhakta Ajak Pengrajin Tahu di Kediri Bikin Sabun Viral

Pandemi covid-19 telah berjalan sekitar lebih dari satu tahun. Hal ini memberikan permasalahan baik kesehatan maupun sektor lainnya salah satunya adalah ekonomi. Dampak ekonomi ini paling terasa adalah pada pengusaha mikro kecil menengah salah satunya adalah penjual tahu. Di kediri sendiri banyak ditemukan pengusaha tahu baik yang sekala besar maupun sekala rumahan sebagaimana kelompok Utaran ini. Kelompok Utaran adalah kelompok usaha tahu rumahan yang berada didaerah Badal Pandean, Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Kelompok utaran ini juga mengalami penurunan omset penjualan tahu selama pandemi ini terutama selama program pembatasan sosial PKKM. Hal ini yang mendorong dosen IIK Bhakti Wiyata (Bhakta) Kediri dengan bantuan Hibah Kemendikbudristek dalam tajuk Program Kemitraan Masyarakat untuk mengangkat tema pemberdayaan kelompok utaran dalam memanfaatkan air sisa tahu untuk bahan tambahan sabun.

Tri Ana Mulyati sebagai ketua tim dari dosen IIK Bhakta menyatakan bahwa program ini adalah solusi yag tepat untuk mengurangi permasalahan ekonomi dimasa pandemi tanpa mengganggu proses produksi. "Memanfaatkan air sisa tahu merupakan cara yang tepat, karena hal ini tidak mengganggu produksi tahu bahkan air sisa ini sering dibuang" Imbuhnya. Tri Ana juga mengungkapkan bahwa ide membuat sabun dengan ekstrak tahu ini terinspirasi dari sabun yang saat ini sedang viral terutama di Thailand yaitu sabun kedelai yang memiliki banyak manfaat terutama untuk perawatan kulit.

Dosen IIK Bhakta Ajak Pengrajin Tahu di Kediri Bikin Sabun Viral

Dalam meningkatkan minat konsumen, Tri Ana dan tim juga melakukan inovasi dalam pengemasan yaitu sabun yang dihasilkan dijadikan hampers. "Sabun nanti dikemas dalam bentuk hampers, karena hampers saat ini sedang hype dan viral sebagai ganti parsel" kata Tri Ana. Pembuatan sabun dan dikemas dalam bentuk hampers ini disambut baik oleh kelompok utaran. Fitri salah satu perwakilan kelompok utaran mengungkapkan bahwa pembuatan sabun dan hampers ini memberikan gairah dalam peningkatan ekonomi dimasa pandemi. "Kalau dikemas seperti ini (Hampers), bisa jadi harganya mahal" ungkapnya. Kelompok utaran berharap kegiatan ini dapat berlangsung terus terutama dalam memberikan ide-ide dalam pengolahan sisa tahu untuk produk yang dapat meningkatkan perekonomian




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline