Dewasa ini kita hanya menyadiri adanya kekerasan fisik yang terjadi disekeliling kita. Baik itu yang terjadi dikarenakan perbedaan pendapat ataupun karena adanya perbedaan keyakinan diantara sesama umat manusia kita seakan dibuat takut dengan adanya kekerasan yang sering muncul diakibatkan hal ini. Tetapi kita jarang sekali menyadari bahwa adanya kekerasan selain kekerasan tersebut. Kekerasan ini sangat sering dialami oleh anak-anak, akan tetapi orang dewasa juga tidak lepas dari ancaman kekerasan ini.
Kekerasan ini walaupun sering tidak disadari tetapi akibat dari kekerasan ini tidak bisa dianggap remeh. Kekerasaan ini sangat dekat dengan kita, bahkan mungkin kita semua pernah mengalami atau malah kita yang menjadi pelaku kekerasan tersebut. Kekerasan ini disebut dengan kekerasan verbal. Kekerasan ini biasanya berbentuk berupa cacian, makian, kata-kata mengintimidasi, atau suatu perkataan yang menunjukkan ketidak toleranan, dan juga mempermalukan di depan umum dengan lisan.
Kemudian kekarasan ini marak terjadi dimana-mana sekarang ini. Baik itu kekerasan fisik ataupun itu merupakan kekerasan verbal. Bahkan dengan berkembangnya teknologi saat ini dimana semua orang dapat dengan mudah untuk mengakses atau menguduh informasi dari berbagai dunia manapun.
Akan tetapi dengan adanya perkembangan teknologi ini tidak serta merta hanya membawa efek positif tetapi juga membawa dampak negatif, dimana sekarang dengan mudahnya orang untuk menyebarkan ungkapan-ungkapan provokatif untuk membenci suatu golongan yang biasanya didorong oleh adanya perbedaan pendapat atau yang paling sering terjadi adalah dikarenakan adanya perbedaan agama, kalau agama nya sudah sama maka perbedaan golongan pada agama itulah yang mendukung adanya ungkapan-ungkapan kekerasaan tersebut.
Bahkan hal-hal seperti ini sering terjadi di negara Indonesia yang katanya negara paling demokratis di dunia dan dengan didukung dengan mayoritas penduduknya yang muslim yang padahal dalam Islam sendiri dilarang untuk menghina bahkan menciptakan kekacauan yang hanya gara-gara didorong oleh adanya perbedaan agama atau madzhab atau ormas yang dianut.
Padahal Indonesia merupakan negara yang sangat menghargai adanya keragaman yang dimana keragaman itu sering memicu adanya kekerasan dalam suatu negara. Indonesia menghargai adanya keragaman ini dapat dilihat dari adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika yang merupakan suatu konsepsi dialog keragaman budaya di Indonesia. Mohammad Hatta pernah berkata " bagi kami, Indonesia menyatakan suatu tujuan politik karena dia melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air dari masa depan dan untuk mewujudkannya, setiap orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya".
Memang diadakannya pengerahan kemauan dan kemampuan yang luar biasa untuk bisa menyatukan keanekaragaman yang ada diIndonesia ini menjadi suatu kesatuan yang solid dimana tidak ada lagi kekerasan yang hadir di negara ini. Kata menyatukan disini bukan berarti semua kebudayaan atau pandangan yang ada di Indonesia ini harus satu sehingga tidak ada keragaman lagi, akan tetapi menyatukan disini berarti menghargai adanya kebudayaan atau pandangan yang berbeda dari kita asalkan itu masih sesuai dengan keadaan dan falsafah negara Indonesia tercinta ini.
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, sehingga dengan adanya banyak pulau yang ada di Indonesia menghasilkan banyaknya juga kebudayaan dan juga setiap penduduknya memiliki watak yang berbeda setiap pulaunya. Menurut Denys lombard " sungguh tidak ada tempat didunia ini, kecuali mungkin Asia Tengah yang seperti nusantara, menjadi tempat kehadiran hampir semua kebudayaan besar dunia, berdanpingan atau lebur menjadi satu."
Dia mengatakan bahwa adanya peleburan budaya yang mempengaruhi peradapan Indonesia. Tetapi akhir-akhir ini negara ini lupa akan hadirnya semboyan Bhineka Tunggal Ika tersebut. Sekarang ini ketika adanya pandangan yang berbeda terlebih ketika yang berbeda pandangan itu adalah kaum minoritas maka kaum mayoritas secara spontan akan melakukan kekerasan terhadap orang tersebut. Walaupun sekarang kekerasannya tidak langsung secara fisik tetapi menggunakan cara hinaan, cacian, dan memaksa orang tersebut sepandangan dengan yang mayoritas. Keragaman sekarang hanya sebatas simbol saja. Banyak orang yang menggembor-gemborkan persatuan dan perdamaian tetapi apalah daya mereka bahkan menjadi tokoh terdepan dalam menyebarkan kebencian.
Sedangkan sebagai negara yang memiliki umat Islam paling banyak di dunia seharusnya dapat menghindarkan negara ini dari adanya kekerasan yang diakibatkan dari adanya keragaman budaya ataupun pandangan yang hadir di Indonesia. Karena Islam merupakan agama yang sangat mendukung adanya persatuan dan perdamaian. Bahkan dalam hal beragama pun Islam tidak menjalankan cara kekerasan dan paksaan karena pembawa Islam sadar ketika suatu ajaran disebarkan secara paksaan maka yang terjadi adalah pertumpahan darah yang banyak. Islam mengajarkan adanya toleransi yang harus dipegang setiap umat beragama jika ingin adanya perdamaian.
Baik dalam beragama ataupun dalam menganut suatu madzab. Tetapi kenyataannya sekarang ini adanya fanatisme madzab menyebabkan adanya perpecahan di umat Islam sendiri. Walaupun untuk di Indonesia tidak sampai menumpahkan darah tetapi lebih sering yang terjadi di Indonesia ini adalah dilakukan secara verbal yaitu dengan secara gampang menganggap orang yang tidak semadzab atau se ormas maka orang tersebut adalah kafir. Bahkan yang lebih parah lagi yang ada di indonesia adalah ketikas salah satu golongan ormas ingin mengganti ideologi Indonesia dengan ideologi khilafah yang mereka usung.