SEMARANG - Penelitian yang dilakukan mahasiswa Program Studi Profesi Ners Universitas Karya Husada Semarang membuktikan bahwa rebusan daun salam efektif sebagai terapi keperawatan komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Dalam studi kasus yang dilakukan oleh Adelia Cyntia Putri di RT 01/RW 02 Desa Mondoteko Rembang, pemberian rebusan daun salam selama satu minggu berhasil menurunkan tekanan darah pasien dari 160/100 mmHg menjadi 130/80 mmHg. Hasil ini sejalan dengan penelitian Dafriani (2016) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan pemberian rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok sampel hipertensi.
"Daun salam mengandung flavonoid yang dapat melancarkan peredaran darah dan mencegah atherosklerosis. Selain itu, senyawa ini juga menurunkan Systemic Vascular Resistance (SVR) dan mempengaruhi kerja ACE inhibitor," jelas Adelia. Pernyataan ini didukung penelitian Mat & Megantara (2018) yang membuktikan bahwa daun salam mengandung beberapa senyawa seperti flavonoid, tannin dan niasin yang berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antioksidan.
Dalam penelitiannya, rebusan daun salam diberikan dua kali sehari, pagi dan sore. Dosis yang digunakan adalah 5-10 lembar daun salam yang direbus dalam 350 cc air hingga tersisa setengahnya. Metode ini mengacu pada penelitian Aji & Sani (2021) yang menunjukkan penurunan tekanan darah setelah pemberian air rebusan daun salam selama 7 hari dengan frekuensi minum dua kali sehari.
Dr. Ns. Fery Agusman M.M., M.Kep., Sp.Kom selaku pembimbing penelitian menambahkan bahwa temuan ini membuka peluang pengembangan terapi keperawatan komplementer yang aman dan terjangkau untuk mengatasi hipertensi. Menurut penelitian Ismail et al. (2018), ekstrak daun salam terbukti memiliki efek antihipertensi yang signifikan.
Penelitian ini menjadi bagian dari upaya pengembangan keperawatan komplementer untuk hipertensi yang memanfaatkan bahan alami. Para peneliti berharap hasil ini dapat ditindaklanjuti dengan studi lebih lanjut menggunakan sampel yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H