Lihat ke Halaman Asli

Fery Mendrofa

Dosen Keperawatan Stikes Karya Husada Semarang

Mahasiswa Profesi Ners Unkaha Terapkan Terapi Bekam untuk Atasi Kolesterol Tinggi di Mranggen

Diperbarui: 29 November 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input Keterangan & Sumber Gambar Pribadi (Akbar)


DEMAK - Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Karya Husada Semarang melakukan terobosan dalam mengatasi masalah kolesterol tinggi di wilayah Mranggen, Demak. Di bawah bimbingan Dr. Fery Agusman Motuho Mendrofa, mahasiswa praktikan menerapkan terapi bekam basah sebagai bagian dari terapi modalitas keperawatan yang tercantum dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).

"Terapi bekam atau dalam SIKI disebut dengan kode I.02085 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang diakui secara nasional. Penerapannya harus mengikuti prosedur standar mulai dari observasi, terapeutik, hingga edukasi pasien," jelas Dr. Fery Mendrofa saat ditemui di lokasi praktik.

Akbar, mahasiswa praktikan, menambahkan bahwa intervensi ini dipilih setelah melakukan pengkajian mendalam pada pasien. "Sesuai SIKI, kami melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan, mengidentifikasi kontraindikasi, dan melakukan pemeriksaan fisik sebelum memberikan terapi bekam," ujarnya.

Dalam praktiknya, Akbar menangani dua pasien lansia yang mengalami hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi. Setelah mendapatkan terapi bekam basah, kedua pasien mengalami penurunan kadar kolesterol yang signifikan. Pasien pertama mengalami penurunan dari 229 mg/dl menjadi 220 mg/dl, sementara pasien kedua turun dari 248 mg/dl menjadi 237 mg/dl.

"Prosedur terapi bekam yang kami lakukan sepenuhnya mengikuti panduan SIKI, mulai dari penentuan titik bekam, teknik pembekaman, hingga perawatan pascaterapi. Semua tindakan didokumentasikan sesuai standar keperawatan," tambah Akbar.

Dr. Fery menerangkan bahwa terapi modalitas keperawatan seperti bekam basah merupakan bagian penting dalam asuhan keperawatan komplementer. "SIKI memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana terapi ini harus dilakukan. Tujuannya bukan hanya menurunkan kolesterol, tapi juga meningkatkan perfusi perifer dan kesejahteraan pasien secara keseluruhan," jelasnya.

Selain penurunan kadar kolesterol, pasien juga melaporkan berkurangnya keluhan seperti pusing dan pegal-pegal di bagian tengkuk. "Setelah terapi bekam, saya merasa lebih ringan dan pusingnya berkurang," ungkap salah satu pasien yang tidak ingin disebutkan namanya.

Program ini merupakan bagian dari praktik profesi keperawatan komunitas yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. Dr. Fery berharap penerapan terapi modalitas keperawatan sesuai SIKI ini dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di masyarakat.

"Ke depannya, kami berharap lebih banyak perawat yang mampu menerapkan berbagai terapi modalitas keperawatan sesuai SIKI, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat," tutup Dr. Fery.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai terapi bekam basah dan terapi modalitas keperawatan lainnya, masyarakat dapat menghubungi Puskesmas Mranggen III atau Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Karya Husada Semarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline