Lihat ke Halaman Asli

Saya Sedih Saat Menggigit Dada Anda...

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya suka memandangi Anda, karena Anda lucu, juga lugu. Saya juga kerap memperhatikan polah Anda, saat Anda berjalan-jalan di dekat rumah, saat Anda diam atau saat Anda berteduh di bawah pohon, ketika hujan turun.

Anda nampak bijaksana, sebagai sosok perempuan dewasa. terlebih ketika Anda membimbing anak-anak Anda, serta melindungi mereka dari bahaya. Saya kagum, sungguh.

Beberapa waktu kemudian, di sebuah pagi, adik  saya tiba-tiba mengambil Anda, di rumah Anda. Meskipun anak-anak Anda sudah besar, tapi mereka menangis. Mereka mungkin tahu apa yang akan adik saya lakukan kepada ibu mereka, disembelih.

saya tahu ini sebuah hal yang berat yang harus Anda hadapi, begitu juga dengan anak-anak Anda. Saya melihat mata dan wajah Anda bersedih, ketika sebilah pisau sudah bersiap menggores leher Anda. Entah, apa yang Anda pikirkan saat itu. Mungkin Anda memikirkan yang tidak-tidak; tentang berakhirnya hidup Anda, tentang anak-anak Anda, atau mungkin memikirkan para pejantan yang Anda cintai.

Adik saya nampak membaca doa, lalu dengan tegas memotong leher Anda dengan pisau tadi. Anda merengek, berteriak, berdarah, lalu mati. Saya kasihan melihat Anda, terutama anak-anak Anda yang pasti bersedih kehilangan Anda.

Saya juga melihat ketika tubuh Anda dimasukkan ke dalam ember berisi air panas. Kata ibu saya, biar bulu-bulu di tubuh Anda mudah dicabut. Dan benar, beberapa saat kemudian, Anda sudah tak berbulu. Tubuh polos Anda terlentang di atas sebuah nampan kayu. Kini, Anda akan dimutilasi menjadi beberapa bagian.

Saya menyaksikan dengan seksama ketika tubuh Anda terbelah menjadi beberapa bagian. Paha, dada, sayap, kepala dan sebagainya. Sementara, minyak goreng sudah mulai mendidih dan bumbu-bumbu sudah disiapkan. Beberapa saat kemudian, bagian tubuh Anda itu masuk ke penggorengan, dan matang.

Ibu menyiapkan makan malam untuk kami sekeluarga. Dan saya menyaksikan bagian-bagian tubuh Anda tersaji di atas piring. Adik saya mengambil bagian kepala Anda, kemudian memakannya dengan lahap. Sementara ibu saya, lebih suka dengan paha Anda. Dan saya, dengan lemas mengambil dada Anda.

Sejenak saya membayangkan ketika saya mengamati kehidupan Anda, bagaimana cerianya Anda, bagaimana Anda teguh ketika 'ngemong' anak-anak Anda yang masih kecil. Saat saya mencoba menggigit dada Anda pelan-pelan, saya hampir tak kuasa, dan saya memang tak mampu. Akhirnya saya meletakkan dada Anda kembali. Saya sedih saat menggigit dada Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline