Akrobat kata-kata rupanya sudah tak mampu lagi mengaburkan nyaringnya bunyi alarm yang mengindikasikan pelemahan ekonomi domestik. Sesuatu yang sejatinya diharapkan tak akan pernah terjadi pada ekonomi Indonesia.
Tapi kondisi tersebut harus diakui dan dicermati untuk kemudian dicari jalan keluarnya melalui bauran kebijakan ekonomi dari Pemerintah serta para stakeholder terkait.
Sinyal pelemahan ekonomi Indonesia terlihat dengan sangat gamblang lewat hasil survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2024.
Hasil Survei Keyakinan Konsumen Bank Indonesia
Survei Keyakinan Konsumen BI adalah survei berkala yang dilakukan untuk mengukur optimisme dan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan di masa mendatang.
Melalui survei ini, BI mengumpulkan data tentang berbagai aspek, seperti pendapatan rumah tangga, pengeluaran konsumsi, ketersediaan lapangan kerja, dan rencana pembelian barang tahan lama.
Data tersebut diolah menjadi beberapa indikator, diantaranya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
IKK menjadi indikator utama yang mencerminkan optimisme konsumen. IKE menggambarkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, sedangkan IEK merefleksikan ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi di masa depan.
Memang betul, hasil survei BI yang dilakukan pada bulan Oktober 2024, menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen masih berada di atas 100, yang menunjukkan optimisme.
Namun, apabila hasil survei tingkat keyakinan konsumen BI yang dilakukan pada Oktober 2024 tersebut disandingkan dengan hasil survei yang sama dalam dua tahun terakhir, terlihat jelas hasilnya menunjukkan penurunan hingga mencapai titik terendah.
Hal tersebut disinyalir akibat tertekan oleh memburuknya kondisi ekonomi saat ini, yang didorong oleh penurunan penghasilan dan terbatasnya lapangan pekerjaan.