Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Mengenal Istilah di Dunia Keuangan, "Hawkish" vs "Dovish"

Diperbarui: 27 Juni 2024   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plush500.com

Pergerakan Dollar AS Rabu(26/06/2024) kemarin terpantau menguat terhadap hampir semua mata uang dunia lain, termasuk Rupiah.

Rupiah ditutup melemah diakhir perdagangan, di level Rp16.405/US$, tertekan sentimen global yang kembali merana pasca nada "Hawkish"kembali didendangkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat alias The Federal Reserve(The Fed)

Menurut The Fed, risiko inflasi di AS masih sangat tinggi sehingga menurunkan suku bunga acuan terlalu cepat malah akan memicu kebutuhan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Mengurangi policy rate terlalu cepat bisa memicu lonjakan inflasi lagi, yang membutuhkan kenaikan bunga acuan lebih lanjut di masa depan untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen dalam jangka panjang," kata Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Michelle Bowman, seperti dilansir dari Bloomberg News.Selasa (25/06/2024).

Apa yang diungkapkan oleh salah satu Gubernur The Fed  tersebut, dimaknai pasar sebagai sinyal Hawkish.

Bagi mereka yang mendalami ilmu ekonomi atau praktisi di dunia investasi dan pasar keuangan, istilah Hawkish mungkin sudah terdengar akrab dan dapat dipahami, tapi bagi masyarakat awam istilah tersebut agak membingungkan.

Sebenarnya mahluk apa sih "Hawkish" ini?

Mengutip sejumlah sumber informasi, istilah "Hawkish" merujuk pada kata "Hawk" yang dalam bahasa Indonesia berarti burung elang, burung ini biasanya bersifat sangat agresif.

Dalam dunia keuangan mengacu pada sikap agresif bank sentral dalam menekan laju inflasi. Kebijakan bank sentral yang hawkish akan cenderung menaikkan suku bunga acuan, membatasi jumlah uang beredar, dan mengambil langkah-langkah lain untuk mengendalikan inflasi.

Mengapa bank sentral bersikap hawkish

Inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli masyarakat dan mengganggu stabilitas ekonomi. Untuk itu, bank sentral perlu mengambil tindakan terukur agar inflasi kembali terkendali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline