Masa pemesanan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dikenal dengan Sukuk Ritel sub seri Sukuk Tabungan (ST) ST012T2 yang memiliki masa jatuh tempo atau tenor 2 tahun dengan imbal hasil 6,4 persen per tahun dan ST012T4 yang berimbal hasil 6,55 persen per tahun dengan tenor 4 tahun, telah ditutup 29 Mei 2024 akhir pekan lalu.
Mengutip informasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR - Kemenkeu), Kedua sub seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel berbasis syariah ini mendapat sambutan yang cukup meriah dari masyarakat.
Hal tersebut tercermin dari nominal realisasi pemesanan yang mencapai Rp19,65 triliun dengan perincian, ST012T2 dipesan senilai Rp14,57 triliun dan ST012T4 nilai pemesanannya sebesar Rp5,08 triliun.
Dengan rata-rata jumlah pemesanan per investor sebesar Rp242,16 juta untuk ST012T2 dan Rp231,94 bagi ST012T4.
Berbicara masalah investor, kedua sub seri dipesan oleh 76.371 investor, yang 19.308 diantaranya merupakan investor baru.
Jika diamati secara seksama dalam setiap penerbitan SBN ritel baik yang berbasis syariah seperti ST012 dan seri Sukuk Ritel (SR) maupun yang konvensional seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR) selalu diimbuhi dengan penambahan investor baru dalam jumlah yang cukup signifikan.
Hal tersebut menandakan bahwa literasi dan pemahaman publik terhadap instrumen investasi rilisan Pemerintah Indonesia berjalan dengan baik, meskipun masih harus ditingkatkan terus.
Acungan jempol pantas diberikan kepada para pihak yang telah berupaya keras meliterasi masyarakat terkait produk investasi yang dikenal aman, berimbal hasil menarik dan mudah serta nyaman ditransaksikan tersebut.
Setelah masa penawaran ST012 ditutup, Pemerintah sudah menyiapkan instrumen investasi lain, kali ini yang konvensional yakni seri SBR013.
Rencananya masa penawaran SBR013 bakal mulai digelar pada 10 Juni 2024 hingga 4 Juli 2024. Instrumen keuangan fixed income ini merupakan SBN ritel ke-4 yang diterbitkan oleh Pemerintah untuk tahun 2024 ini.
Karakteristik SBR013 hampir serupa dengan ST012, tidak dapat diperdagangan kembali alias non-tradeable dengan imbal hasil atau kupon mengambang dengan batas bawah atau floating with the floor.