Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Resmi, Penawaran Sukuk Tabungan, ST011 Dibuka Hari Ini, Dengan Imbal Hasil 6,3 Persen dan 6,5 Persen

Diperbarui: 6 November 2023   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@DJPPRKemenkeu/X.com

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengumumkan besaran imbal hasil Green Sukuk, seri  ST011 yang masa penawarannya dibuka mulai hari ini, Senin 6 November 2023 hingga 6 Desember 2023, 

Mengutip infornasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) SBN ritel berbasis syariah yang ditawarkan dalam dua tranches yang berbeda imbal hasil dan masa investasinya, sub seri ST011 T2 memiliki tenor 2 tahun dengan imbal hasil 6,30 persen per tahun dan ST011 T4 dengan tenor 4 tahun imbal hasilnya ditawarkan sebesar 6,50 persen per tahun.

Imbal hasil ST011 yang ditawarkan pemerintah ini memang sedikit di bawah prediksi sejumlah pengamat, tapi sepertinya masih cukup menarik untuk dikoleksi, lantaran besaran imbal hasil tersebut masih di atas suku bunga acuan, Bank Indonesia 7 Days Repo Rate (BI 7DDR) yang sebesar 6 persen.

Juga masih lebih tinggi dari rata-rata imbal hasil deposito mudharabah bertenor di atas 12 bulan di perbankan syariah Indonesia, yang menurut data Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada di angka 4,11 persen.

Selain itu, jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) yang berada di level 4,25 persen, imbal hasil kedua sub seri ST011 masih jauh lebih tinggi.

Apalagi jika ditambah lagi dengan besaran tarif pajak yang dikenakan, deposito tarif pajak bunga-nya mencapai 20 persen, sedangkan imbal hasil SBN ritel termasuk ST011, hanya 10 persen saja.

Dan jangan lupa kelebihan lain dari ST011 ini, imbal hasilnya bersifat floating with the floor alias mengambang dengan batas bawah, yang artinya imbal hasilnya masih sangat mungkin naik tapi tidak mungkin turun lebih rendah dari imbal hasil yang ditawarkan diawal penerbitan.

Jika suku bunga acuan BI naik ketika masa jatuh tempo ST011 belum tiba, maka imbal hasilnya akan ikut naik sebesar kenaikan suku bunga acuan BI tersebut.

Andai suku bunga acuan BI turun, imbal hasil ST011 tak akan ikut turun, karena sudah dipatok batas bawahnya.

Evaluasi besaran imbal hasil ST011 akan dilakukan setiap 3 bulan, sampai dengan tenornya habis. Jadi misalnya antara bulan Desember 2023 hingga Maret 2024, BI menaikan suku bunga acuannya, maka otomatis imbal hasil ST011 akan ikut naik pada bulan April 2024.

Menurut berbagai analisa para ekonom dengan menimbang situasi perekonomian global yang masih bergejolak dan kondisi ekonomi di Amerika Serikat yang masih bergulat dengan tingginya inflasi, yang membuat bank sentral AS, Federal Reserve sepsrtinya akan terus menaikan suku bunganya, maka masih terbuka peluang, BI kembali akan mengerek suku bunga acuannya, kabarnya hingga akhir tahun 2023 ini akan mencapai 6,5 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline