Salah satu film paling ditunggu tahun 2023 adalah film berjudul "Oppenheimer" yang digarap dengan sangat serius oleh salah satu Sutradara top dunia, Chistopher Nolan.
Film yang dibuat berdasarkan kisah nyata ini, mulai diputar di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia pada Rabu, 19 Juli 2023 besok, lebih cepat 2 hari dibandingkan pemutaran komersial di Amerika Serikat yang baru akan mulai dilangsungkan pada 21 Juli 2023 mendatang.
Oppenheimer yang merupakan film bergenre biographical drama ini, oleh sejumlah pengamat film dunia dianggap akan menjadi "penyelamat" situasi perfilman Hollywood yang kini tengah lesu darah, akibat kurangnya pasokan film bermutu.
Film ini berkisah tentang periode krusial saat seorang fisikawan teoritis kelahiran Amerika Serikat dari akar keturunan Yahudi, bernama lengkap Julius Robert Oppenheimer, lewat sebuah program bernama "The Manhattan Project" merancang dan membuat bom nuklir dengan berbagai kompleksitas kelimuan dan politiknya, yang pada akhirnya, hasil ciptaanya tersebut mengubah seluruh konstelasi geopolitik dunia, yang efeknya masih terasa hingga sekarang.
Bom atom hasil kerja Oppenheimer bersama para fisikawan lain seperti Enrico Fermi dalam The Manhattan Project itulah yang kemudian digunakan oleh militer AS untuk meluluhlantakan dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki yang membuat ratusan ribu jiwa melayang, untuk mengakhiri perang Dunia II pada tahun 1945.
Fakta ini membuat Oppenheimer menderita secara mental, ia merasa bersalah, karena bom atom ciptaannya kemudian digunakan untuk membunuh dan merusak kehidupan manusia dan alam disekitarnya.
Nah, perasaan bersalah inilah yang digambarkan Nolan lewat film yang memotret perjuangan moral dan dilema yang dihadapi oleh Oppenheimer dalam menciptakan senjata yang sangat destruktif ini.
Dengan perpaduan drama pribadi dan sejarah yang diikat dalam skenario yang cukup kuat olahan Nolan," Oppenheimer" mampu mempertanyakan etika moral dan dampak dari sebuah penemuan ilmiah yang memiliki implikasi sangat besar bagi dunia dan seluruh isinya.
Penyesalan Oppenheimer atas "unintended consequences" dari peran krusialnya dalam penciptaan bom atom itu, ia ungkapkan 20 tahun pasca peristiwa Hiroshima dan Nagasaki berlalu, dengan mengutip kata-kata Baghawad Gita, Oppenheimer berujar:
"Sekarang aku menjadi kematian, penghancur dunia" (Now I am become Death, the destroyer of worlds).
Kutipan yang kemudian menjadi tagline dari film "Oppenheimmer" ini menggambarkan rasa bertanggung jawab dan rasa bersalah mendalam yang dialaminya, pasca menyaksikan fakta betapa dahsyat daya hancur bom atom ciptaanya, yang membuat ratusan ribu jiwa melayang dan jutaan lain terkena dampaknya.
Casting dan Sinematografi
Apabila kita telusuri lewat peramban google atau via platform media sosial lainnya atau siniar di Youtube atau Spotify, kita akan dengan mudah menemukan kisah Oppenheimer tersebut dari berbagai sudut pandang baik itu yang bersifat positif, negatif maupun hal lain yang masih menjadi kontroversi dari sosok ilmuwan yang lahir di New Yotk pada 22 April 1904 ini.
Namun untuk film ini, Nolan yang juga menjadi penulis skenario film Oppenheimer, mengaku merujuk pada buku biografi Oppenheimer peraih Pullitzer untuk kategori Biografi/Otobiografi bertajuk "American Promotheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer" yang ditulis oleh Kai Bird dan Martin J. Sherwin yang pertama kali diterbitkan pada 2005.