Untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau International Labour Day hari ini atau biasanya disebut May Day, rencananya 50.000 ribu orang dari berbagai organisasi burung akan berunjuk rasa diberbagai kota di seluruh penjuru Tanah Air, di Jakarta demo akan dilakukan dua titik yakni di depan Istana Kepresidenan dan Komplek Istora Senayan.
Salah satu tuntutan yang paling kencang yang akan disuarakan para buruh adalah pencabutan Undang-Undang Omnibus Law Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
Selain itu, menurut Ketua Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) yang juga merupakan Ketua Umum Partai Buruh, Said Iqbal, aksi demo hari ini juga akan menuntut 6 hal lain, yakni pencabutan Parliamentary Threshold 4 persen dan juga ambang batas pemilihan presiden 20 persen.
Kemudian, mendorong pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) serta menolak RUU Kesehatan.
Kelima, menyuarakan reforma agraria dan menguatkan ketahanan pangan. Keenam, menegaskan bahwa buruh akan mendukung calon presiden yang pro buruh dan kelas pekerja.
Dan terakhir, terkait tuntutan tradisional para buruh yang dalam bahasa KSPI diakronimkan menjadi HOSTUM, hapus outsourcing dan tolak upah murah.
Demo buruh seperti yang dilakukan hari ini, bukan lah barang baru, bahkan mungkin buruh merupakan salah satu pihak yang paling sering menyampaikan aspirasinya melalui aksi demonstarsi atau unjuk rasa.
Oleh sebab itu, acapkali diantara kita terutama yang aktivitas hariannnya berada di sekitar lokasi demo dilaksanakan misuh-misuh lantaran demo buruh tersebut mengganggu aktvitas sehari-hari terutama aktivitas kerja.
Kita tahu juga, demo para buruh itu hampir selalu dilakukan di spot-spot strategis, tempat semua orang berkegiatan ekonomi.
Di Jakarta misalnya kalau tidak di sekitar Istana Negara dan Patung Kuda di Medan Merdeka Barat, Gedung MPR/DPR di Jalan Gatot Subroto atau di Bundaran HI perbatasan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Thamrin, tempat para pekerja kantoran dan pegawai BUMN dan Aparat Sipil Negara (ASN) bekerja.
Mereka kesal karena jalanan jadi macet parah, makanya para ASN dan karyawan kantoran lah yang kerap kesal dan marah dengan aksi buruh.