Keriuhan koor keluhan kenaikan harga kebutuhan pokok dari para "emak-emak" saat Ramadhan dan Lebaran 2023 tak terdengar kencang seperti biasanya terjadi pada Ramadhan dan Lebaran tahun-tahun sebelumnya.Lantaran Ramadhan 2023 ini, harga kebutuhan pokok relatif lebih bisa dikendalikan
Padahal hampir setiap tahun, momen Ramadhan dan Lebaran menjadi mimpi buruk bagi para "manajer rumah tangga" A.ka emak-emak dalam mengatur keuangan keluarga, lantaran nominal belanja yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran lebih besar, dibandingkan pengeluaran sehari-hari.
Hal tersebut bisa terjadi karena volume belanja meningkat, yang diperparah dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, alhasil pengeluaran meroket cukup tajam bahkan hingga berlipat-lipat.
Sebenarnya, hal tersebut tak terlalu mengherankan mengingat teori ekonomi dasar supply and demand, permintaan naik sementara suplai kurang ya otomatis harga barang atau jasa tersebut akan melonjak, menjadi jauh lebih mahal. Itulah mekanisme pasar.
Mekanisme pasar itu berkaitan erat dengan hukum permintaan dan penawaran. Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang atau jasa dengan berbagai tingkat harga dan rentang waktu tertentu.
Faktor yang memengaruhi terdiri dari 5 hal, yakni harga barang itu sendiri, harga barang lain yang bersifat substitusi, tingkat pendapatan per kapita, selera masyarakat, dan perkiraan harga barang di masa depan.
Hukum permintaan sendiri berbunyi, "jika harga barang naik, maka volume barang yang diminta akan turun. Apabila harga barang turun, maka permintaan volume barang akan naik"
Sementara, penawaran dapat diartikan sebagai jumlah barang yang ditawarkan produsen dalam tingkat harga selama kurun waktu tertentu.
Faktor yang berpengaruh terhadap Penawaran ada 6 hal, yaitu ongkos produksi, harga barang itu sendiri, harga barang substitusi, kemajuan teknologi, pajak, dan perkiraan harga barang di masa depan.
Hukum penawaran "apabila barang yang ditawarkan berharga tinggi, biasanya jumlah barang yang ditawarkan semakin naik. Jika barang yang ditawarkan berharga semakin rendah, maka volume yang dijual semakin rendah."
Pola Konsumsi Unik di Bulan Ramadhan
Bagi masyarakat Indonesia momentum Ramadhan ini terkesan ambigu,di satu sisi selama bulan Ramadhan umat muslim berpuasa dengan esensi sebagai sebuah proses pembelajaran diri untuk mengekang hawa nafsu duniawi.