Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Stop Menghormati Pejabat Negara Secara Berlebihan, Agar Mereka Tak Terjebak Kehidupan Hedonis

Diperbarui: 2 Maret 2023   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

"Ya Kalau menurut saya, pantas rakyat kecewa karena pelayanannya dianggap tidak baik, kemudian aparatnya perilakunya jemawa dan pamer kuasa, kemudian pamer kekuatan, pamer kekayaan, hedonis"

Begitu kalimat yang cukup pedas dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (02/03/2023), seperti yang saya saksikan lewat Channel Youtube Sekretariat Presiden.

Jokowi terlihat kecewa dan kesal dengan fenomena gaya hedonis para pejabat negara dan keluarganya, yang belakangan menjadi bahan perbincangan publik.

Ia mengaku, turut membaca komentar-komentar di media sosial dan mendengarkan di lapangan, terkait peristiwa yang melibatkan pejabat di institusi pajak dan bea cukai Kementerian Keuangan.

Presiden juga menekankan, kepada para menterinya, Kapolri, dan Jaksa Agung untuk mengingatkan bawahannya agar tak lagi gemar memamerkan kekuasaan, kekayaan, serta bergaya hidup hedonis karena hal tersebut berlawanan dengan semangat reformasi birokrasi yang menjadi salah satu program utama Pemerintahan Jokowi

Ya memang begitu yang terjadi, Rakyat luar biasa kecewa dengan gaya hidup hedonis para pejabat dan keluarganya. Bukan kali ini saja sebenarnya gaya hidup glamor yang di-flexing lewat unggahan di berbagai platform media sosial dilakukan oleh para pejabat negara.

Saya terkadang heran, melihat rumah-rumah pejabat negara bisa begitu mewah yang dihiasi dengan deretan mobil-mobil mewah, istri dan keluarganya bergaya hidup glamor, padahal, gaji resminya sudah tertakar lewat aturan-aturan yang ada, dan takarannya itu sudah diketahui secara luas oleh masyarakat.

Saya juga kerap melihat para pejabat negara dan keluarganya dihormati secara berlebihan oleh para bawahan dan lingkungan sekitarnya, seperti kita sedang menyaksikan film-film tentang kerajaan di masa lampau yang penuh feodalisme.

Padahal belum tentu juga mereka itu pantas dihormati.

Dalam setiap kesempatan, bahkan diluar urusan pekerjaan sekalipun mereka mendapat privilege berlebihan,dijalanan seolah mereka lah yang paling penting, paling memiliki hak dibandingkan orang lain, iring-iringan kendaraan para pejabat itu tak peduli macet minta didahulukan, dan itu didiamkan dan difasilitasi oleh negara, ironisnya hal tersebut dimaklumi pula oleh publik.

Keistimewaan-keistimewaan tersebutlah yang melenakan para pejabat negara tersebut, apalagi mereka memiliki akses cukup besar terhadap sumber-sumber ekonomi negara, yang potensial untuk digunakan bagi kepentingan pribadi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline