Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Sebulan Gempa Cianjur, Korban Meninggal 635 orang

Diperbarui: 21 Desember 2022   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gatra.com

Hari ini 21 Desember 2022, tepat satu bulan lalu, gempa berkekuatan Magnitudo 5,2 mengguncang Barat Daya Kabupaten Cianjur yang menelan ratusan korban jiwa, ribuan luka berat dan ringan, puluhan ribu rumah rusak, dan ratusan ribu orang mengungsi.

Setelah tak menjadi spotlight pemberitaan secara nasional, dan tak lagi menjadi topik pembicaraan utama Netizen, kita jarang lagi mendengar kabar berita tentang gempa Cianjur, baik dalam hal jumlah korban terakhir maupun penanganan pasca gempa.

Cukup mengejutkan ketika kabar terakhir menyebutkan bahwa korban gempa Cianjur mencapai 600 jiwa lebih.

Padahal dalam pemberitaan gempa Cianjur terakhir ketika tengah menjadi perhatian masyarakat diakhir November 2022, korban meninggal  300 jiwa lebih sedikit

Kabar penambahan jumlah korban meninggal hampir dua kali lipat tersebut, disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman seperti dilansir BBC.Com. 

Akan tetapi pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat keukeuh pada data mereka sejak akhir November 2022 lalu.

Jumlah korban gempa berkekuatan M 5,2  versi BNPB adalah 335 jiwa. Perbedaan versi jumlah korban meninggal tak hanya BPNB dengan BPBD Kabupaten Cianjur yang menjadi sumber informasi Bupati Cianjur, tetapi juga dengan data dari Kementerian Kesehatan.

Menurut data BPBD Kabupaten Cianjur korban jiwa mencapai 635 orang, Kemenkes yang datanya bersumber dari  para relawan dan mahasiswa yang bertugas menyisir korban, jumlahnya 603 jiwa.

BPBD Cianjur melaporkan bahwa dari 635 korban jiwa tersebut, 400 jiwa diantaranya merupakan warga Kecamatan Cugenang, sisanya tersebar di sejumlah kawasan di Kabupaten Cianjur.

Kok bisa perbedaan korban jiwa itu hampir 2 kali lipat? Itu nyawa manusia loh bukan hanya sekedar statistik.

Jika pengelolaan datanya benar, seharusnya masalah data korban jiwa tersebut di pool dan disinkronisasi  setiap kurun waktu tertentu di satu pihak untuk kemudian diverifikasi secara seksama secara bersama-sama, baru kemudian disampaikan kepada publik, jadi tak membingungkan seperti ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline