Bagi masyarakat yang berada di kawasan Jabodetabek, Sukabumi, Bandung, Cianjur dan sekitarnya Senin (21/11/22) siang sekitar pukul 13.20 pasti merasakan gempa yang cukup keras menggoyang bumi.
Saya yang berada di lantai 19 salah satu gedung perkantoran di Jakarta merasakan betul kerasnya goncangan gempa tersebut.
Tiba-tiba barang-barang yang berada disekitar meja bergoyang secara horizontal. Saya mematung seraya berteriak, gempa... gempa
Tak lama berselang saya bergegas turun ke lantai dasar menggunakan tangga, berduyun-duyun bersama teman satu kantor.
Begitu tiba di bawah saya buka akun media sosial Twitter milik Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang biasanya merilis informasi terkait gempa bumi yang terjadi.
Tadinya saya pikir karena terasa goncangannya cukup keras, Pusat Gempa berada tak jauh dari Jakarta, seperti di Selat Sunda atau di Kawasan Selatan Pulau Jawa bagian Barat antara Pelabuhan Ratu, seperti beberapa gempa yang terasa sampai Jakarta sebelumnya.
Ternyata setelah membaca informasi dari BMKG, Pusat Gempanya berada 10 km ke arah Barat Daya Kabupaten Cianjur Jawa Barat, sebuah wilayah yang berjarak 150 km dari Ibu Kota Jakarta dengan Magnitudo sebesar 5,6 Skala Magnitude dan tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Sebuah gempa berpotensi menimbulkan tsunami seperti dilansir situs BMKG apabila memenuhi 3 kriteria.
Pertama, gempa bumi tektonik yang berpusat di laut dengan kedalaman kurang dari 100 km.
Kedua, gempa bumi tektonik dengan magnitude gempa sebesar 7 Skala Magnitido.
Ketiga, gempa bumi tektonik dengan pola sesar naik atau sesar turun atau dalam istilah Geologi disebut deformasi vertikal.