BJORKA, sebuah nama asing yang belakangan akrab ditelinga masyarakat Indonesia setelah sosok maya tersebut melancarkan aksinya membobol sejumlah data milik pribadi dan Pemerintah Indonesia dan disebarkan di sebuah forum.
Ia awalnya mengaku berhasil membobol 1,3 miliar data pribadi yang teregistrasi di SIM Card telepon seluler prabayar.
Kemudian data yang ia bobol merembet milik Pemerintah Indionesia, antara lain data surat menyurat atau semacam taklimat dari Badan Intelejen Nasiona (BIN) kepada Presiden Jokowi.
Tak sampai disitu, data-data pribadi milik para pejabat negara pun ia umbar, diantaranya terkait masalah pelaksanaan vaksinasi.
Nama Bjorka semakin menjulang, setelah para pejabat berwenang menyikapinya dengan saling menyalahkan satu sama lain dan bersikap denial, alih-alih mencari solusi.
Apalagi kemudian, lewat akun media sosial Twitter miliknya ia mengolok-ngolok Pemerintah, yang kini secara politis tengah gonjang-ganjing akibat skandal Ferdy Sambo dan kebijakan menaikan harga BBM yang dianggap tak berpihak kepada rakyat.
Beberapa pihak mencoba menelusuri keberadaan Bjorka. Tetapi tak akan mudah menemukannya, dunia digital seperti belantara labirin yang bisa menyembunyikan siapa saja. Sebagai seorang peretas ia tentu saja memiliki kemampuan untuk bersembunyi di balik belantara labirin tersebut.
Meskipun, Bjorka lewat akun Twitternya mengaku dirinya berada di Ibukota Polandia, Warsawa. Tetapi belum tentu juga pengakuan dirinya tersebut benar.
Bjorka, dari namanya saja sudah sangat asing meskipun mengingatkan kita pada penyanyi wanita legendaris asal Islandia, Bjork.
Mungkin saja ia terinspirasi oleh nama sosok penyanyi tersebut, nama tersebut lazim diberikan pada perempuan Islandia.
Selain itu, nama Bjork juga sangat banyak di gunakan di Swedia, Denmark dan Negara Skandinavia lain dengan berbagai variasi, sebagai nama depan maupun nama belakang.