Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Keep Sweet: Pray and Obey Docuseries tentang Sekte Poligami FLDS yang Mengharu Biru

Diperbarui: 12 Juni 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Russh.com

Sabtu (11/06/22) malam kemarin, sambil menunggu siaran langsung pertandingan sepak bola Pra Piala Asia antara Indonesia vs Yordania, saya menonton limited docuseries bertajuk  "Keep Sweet: Pray & Obey"  yang ditayangkan di salah satu media streaming Netflix.

Film dokumenter ini tentang laku manipulatif untuk menjustifikasi eksploitasi terhadap perempuan di bawah umur dalam bungkus poligami atau dalam bahasa mereka "Pernikahan Plural"  berdasarkan dogma kepercayaan sekte Gereja Mormon, Fundamentalism Church of Jesus Christ of Latter Days Saints (FLDS) yang awalnya berada di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat.

Film tersebut memberikan kita informasi cukup lengkap seputar know how FLDS is, yang dibagi ke dalam empat bagian.

Mulai dari gambaran umum sistem dalam sekte, cerita personal para mantan anggota sekte yang mengalami langsung kejadian tersebut, hingga proses hukum yang akhirnya harus diterima oleh Warren Jeffs

Warren Jeffs adalah pemimpin sekte yang merupakan salah satu anak laki-laki dari pendiri FLDS, Rullon Jeffs.

Rullon Jeffs sang pendiri diklaim atau mengklaim dirinya sebagai "Nabi" yang membawa pesan Tuhan untuk disampaikan kepada umatnya,  dan menjadi bapak dari Gereja FLDS.

Ia memulai sekte besar ini dengan kepercayaan bahwa; seorang pria setidaknya harus memiliki 3 orang istri agar bisa masuk dalam Kerajaan Tuhan.

Selain dianggap sebagai ajarannya, mengharuskan setiap pria penganut sekte  beristri banyak dan memiliki banyak anak bertujuan agar komunitas sekte FLDS memiliki sumber daya manusia yang sangat besar, untuk mengembangkan sekte tersebut.

Dan memang, sekte FLDS berkembang sangat pesat dengan doktrin agama yang sangat kuat merasuki setiap anggotanya.

Saking kuatnya doktrin dalam lingkup anggota sekte tersebut, membuat mereka seolah teralienisasi begitu rupa dari lingkungan sekitarnya.

Mereka seperti berada di negara dalam negara, anggota sekte FLDS tak pernah tahu atau mengenal Presiden Amerika, apalagi Gubernur yang memimpin di wilayahnya, yang mereka tahu hanyalah "Nabi" atau pimpinan gereja sektenya yang harus mereka patuhi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline