Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

"KKN di Desa Penari," Film dengan Plot Buruk yang Sedang Beruntung

Diperbarui: 11 Mei 2022   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detik.com

Saya tadinya tak berminat untuk menonton film horror yang saat ini lagi happening "KKN Di Desa Penari" tapi lantaran terhasut ajakan teman-teman akhirnya saya mau beranjak untuk pergi ke salah satu bioskop untuk menyaksikan kehebohan tersebut.

Ketidakberminatan saya menonton film tersebut lebih banyak lantaran saya memang bukan fanboy film-film bergenre horror.

Sebagai penonton dan penggemar akut film yang tak begitu dalam memahami teknis-teknis sinematografi, yang saya harapkan dari sebuah film Indonesia adalah kekuatan plot atau jalan ceritanya oke, setiap karakternya diperankan dengan keren dan related dengan kehidupan masyarakat Indonesia sehar-hari.

Saya tak terlalu berharap akan menemukan teknik penggarapan film yang canggih seperti dalam film Hollywood.

Harapan saya sebelum nonton film ini hanya "jangan sampai kentang deh" tak muluk-muluk. Paling tidak sebagai sebuah film box office yang sampai tulisan ini dibuat telah menembus angka 3 juta penonton, film ini mampu menunjukan kualitasnya.

Oh ya, saya pun tak pernah tahu secara  detil cerita asli tentang KKN di Desa Penari   yang diadaptasi menjadi sebuah film dari sebuah utas akun @simpleman di platform media sosial Twitter tersebut.

Jadi saya benar-benar blank atau hanya tahu sedikit sekali saat datang ke Bioskop tentang apa sih film ini, yang jelas film KKN di Desa Penari bergenre horror dan lagi hype banget, udah itu aja.

Penonton memang luar biasa banyak, setiap seat terisi penuh. Seperti kami, rata-rata penonton datang berombongan dengan rentang usia dominan antara 20-an hingga 40-an lah.

Begitu film ini dimulai saya cukup terpesona dengan pemandangan lokasinya yang sangat indah, hamparan landscape hijau bergunung-gunung dengan jembatan panjang yang keren sungguh memanjakan mata.

Nuansa film horror terbangun secara perlahan sesaat Ayu, Ilham  dan Nur memasuki hutan menuju sebuah desa "yang tak boleh disebutkan namanya"

Apalagi saat akan memasuki Desa tersebut, Nur "melihat" sesosok pria tua yang terlihat menyeramkan menggelengkan kepala seolah ingin memberi tahu "jangan teruskan"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline