Sejak beberapa waktu lalu, setelah Rusia menginvasi Ukraina rumor kudeta terhadap kepemimpinan Vladimir Putin di Rusia terus bergulir.
Sejumlah media barat merilis kemungkinan kudeta terjadi di Rusia. Koran yang sangat dihormati, The Washington Post merilis artikel di halaman opininya dengan judul cukup provokatif pada 6 April 2022 "Is a Coup Againts Putin Possible?"
Kemudian media barat yang lain Independent.co.uk menulis berita berdasarkan informasi dari pembisiknya di Rusia, bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu akan memimpin kudeta tersebut.
Dasarnya, hanya karena Shoigu tak terlihat bersama-sama Putin selama beberapa hari, setelah invasi militer Rusia ke Ukraina.
Infornasi-informasi terkait Rusia dan Ukraina belakangan memang harus benar-benar disaring dan dipahami secara utuh serta di cek secara berulang.
Lantaran kedua belah pihak, kerap menggoreng atau menciptakan berita yang setengah hoaks bahkan sepenuhnya hoaks.
Terakhir kabar Kudeta di Rusia dikabarkan oleh media daring Cityam.Com yang mengutip Alexander Sodolov Pandit yang memiliki spesialisasi tentang Pertahanan Rusia di The Center for European Policy Analysis.
Menurutnya, dalam dua minggu terakhir ini Presiden Putin telah bersiap untuk menghadapi kudeta. Kesimpulan Sodolov ini berdasarkan informasi yang diperolehnya bahwa telah terjadi protes sangat keras dari inner circle Kremlin terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Untuk itu Putin telah memerintahkan untuk membersihkan 150 agen organisasi Intelejen Rusia FSB karena dianggap gagal menangani kritik pedas terhadap Putin.
Kondisi ini membuat hubungan FSB dengan Kremlin menjadi memanas. Apalagi dalam dua bulan terakhir 2 pejabat senior FSB dijadikan tahanan rumah oleh Putin.
Akibat isu ini, sejumlah mantan petinggi militer dan KGB bersiap untuk menendang Putin dari kursinya sebagai Presiden Rusia.