Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Menelisik Dampak Invasi Rusia ke Ukraina terhadap Ekonomi Global

Diperbarui: 24 Februari 2022   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dailysabah.com

Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus berskala penuh ke Wilayah Ukraina yang sekaligus merupakan deklarasi perang terhadap Ukraiana pada Rabu (23/02/22) malam waktu Moskowa.

Dilaporkan oleh BBC.com, tak kurang dari lima Provinsi atau Oblast dalam istilah Ukraina telah di serang oleh pasukan Rusia, 19 warga Ukraina dilaporan hilang, 9 diantaranya dinyatakan meninggal.

5 Oblast yang diserang tersebut yaitu, Luhansk di wilayah Timur Ukraina, Kharkiv di bagian Timur Laut, Zhytomyr yang berada di Utara Ibukota Kiev, dan Chernihiv di wilayah Timur Kiev, dan Ibukota Ukraina Kiev.

Misil-misil Rusia mulai dluncurkan untuk menyasar beberapa markas militer dan Bandara Udara utama di Ukraina.

Dengan situasi ini, jelas dan terang bahwa perintah perang dengan skala penuh Putin telah diterjemahkan oleh pasukan Rusia, dan Perang antara dua negara pecahan Uni Sovyet benar-benar terjadi.

Kondisi perang ini, direspon negatif oleh pasar komoditas global. Dilansir Financial Times, harga minyak mentah global mulai menyentuh rekor tertinggi sejak 2014 lalu.

Minyak mentah jenis Brent yang memiliki kepadatan rendah dan banyak diektrasi di Laut Utara harganya langsung melonjak  menembus angka US$ 101,34 per Barrel di awal perdagangan hari ini Kamis (24/02/22), tertinggi sejak September 2014.

Pun demkian dengan harga minyak mentah sejenis lain  West Texas Intermediate (WTI)  di pasar berjangka untuk pengiriman April 2022, saat tulisan ini dibuat  seperti yang saya kutip dari Situs Investing.id naik tajam sebesar 5,95 persen menjadi US$ 97,65 Per Barrel, tertinggi sejak Agustus 2014 lalu.

Pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina memicu kekhawatiran terjadinya perang dalam jangka waktu lama di kawasan Eropa.

Apalagi kita tahu Rusia merupakan penghasil minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi, dan penghasil gas alam terbesar di dunia yang  sebagian besar minyak mentah dan gasnya dialirkan ke Eropa untuk menjadi sumbwr energi di hampir seluruh kawasan Benua Baru tersebut.

Sejumlah pandit energi dunia, memprediksi jika konflik fisik antara Rusia dan Ukraina yang kemungkinan juga akan menyeret Amerika Serikat dan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berlangsung lama, harga minyak mentah dunia biasa tembus US$ 130 -140 Per Barrel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline