Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Digiseksual Bukan Identitas atau Orientasi Seksual Baru

Diperbarui: 10 Februari 2022   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pikiran-rakyat.com

Dunia digital yang terus berkembang sangat cepat dan masif, mendisrupsi setiap sendi kehidupan. Termasuk di dalamnya terkait hubungan seks.

Selama ini kita hanya mengenal dua orientasi dalam berhubungan seksual, heteroseksual atau antar jenis kelamin pria dan perempuan serta homoseksual antar satu jenis kelamin.

Terlepas dari segala kontroversinya, faktanya homoseksual memang eksis terutama di negara-negara barat.

Meski keberadaan homoseksualitas sudah diakui oleh sebagian masyarakat dunia, tapi kontroversinya masih belum dianggap selesai dengan sejumlah alasan terutama jika dikaitkan dengan agama dan budaya.

Belum selesai itu, kini muncul lagi  yang diklaim oleh sejumlah pihak sebagai orientasi seksual baru yang konon katanya dipicu oleh perkembangan dunia teknologi digital.

Orientasi seksual baru yang kini mulai berkembang di tengah masyarakat modern itu disebut Digiseksual.

Meskipun sebenarnya in my very humble opinion jika melihat dan mengamati perkembangan dan bagaimana aksi digiseksual dilakukan, rasanya belum bisa diklasifikasikan sebagai orientasi seksual baru.

Menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, secara sempit sebuah kegiatan seksual bisa diklasifikasikan ke dalam Digiseksual  ketika seseorang lebih memilih memediasi hasrat seksualnya melalui teknologi.

Mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan seksualnya melalui perangkat teknologi seperti konten virtual reality, teledilldonik, atau menggunakan "teman" berbasis artficial intelegent semacam sexbots, tetapi juga berhibungan seks secara langsung dengan obyek berbasis teknologi, atau biasa disebut robot seks.

Namun harus disadari, semua hal itu hanya merupakan hubungan sebatas fisik untuk memenuhi hasrat seksual seseorang dalam menuntaskan libidonya hingga mencapai klimaks, ejakulasi, atau orgasme.

Sementara orientasi seksual lebih dari itu, hasrat seksual itu harus bekelindan dengan "rasa" bukan hanya tentang hasrat, nafsu, dan libido, setelah ejakulasi atau orgasme lalu selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline