Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Belum Saatnya Menaikan Tarif KRL Jabodetabek demi Mengurangi PSO

Diperbarui: 15 Januari 2022   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Warga menggunakan moda transportasi Kereta Rel Listrik Commuter Line untuk berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Foto: KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Sebagai pengguna reguler Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, kabar kenaikan tarif transportasi masal tersebut merupakan berita buruk.

Meskipun sebenarnya jika menilik dari kenaikan tarif yang terakhir dilakukan 7 tahun lalu,  ya pantas saja sih tarif KRL dinaikan.

Namun demikian, wacana kenaikan tarif KRL tersebut belum pasti, kenaikan tarif ini baru usulan dan kini tengah dalam tahap evaluasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Apabila rencana itu jadi, tarif baru yang konon katanya akan mulai berlaku April 2022, PT.KCI sebagai operator KRL Jabodetabek bakal menetapkan harga termurah menjadi Rp.5.000 untuk jarak paling dekat, naik 40 persen dari tarif sebelumnya yang sebesar Rp.3.000.

Harga tersebut untuk 25 km pertama, sementara setiap 10 km selanjutnya tarifnya masih akan tetap sama yakni sebesar Rp.1.000/ penumpang.

Angka kenaikan sebesar Rp. 2.000 untuk 25 km pertama itu mengacu hasil tiga studi analis Kemauan dan Kemampuan Membayar (ATP-WTP).

Ketiga studi analisis tersebut dilakukan atas kerjasama antara Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub.

Dalam studinya tersebut, jumlah respondennya sebanyak 6. 841 yang tersebar di 5 stasiun utama di wilayah Jabodetabek yakni Bogor, Tanggerang, Bekasi, dan Serpong.

Hasilnya, menurut pihak Kemenhub kemampuan bayar atau ATP penumpang commuter line mencapai Rp.8.486, sedangkan kemauan membayarnya atau WTP Rp. 4.625.

Metode yang digunakan Kemenhub, untuk menghitung ATP adalah dengan mengaitkan pada besaran UMP di wilayah Jabodetabek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline