Menyaksikan permainan klub penuh bintang dengan reputasi sebesar Manchester United bermain saat dikalahkan oleh klub semenjana Watford dengan skor cukup telak 1-4 Sabtu (19/11/21) malam WIB, sepertinya si Setan Merah tengah kehilangan "Ghirah" bersepakbola.
Kata Ghirah sebenarnya merupakan terminologi yang biasa digunakan dalam agama Islam. Secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang bermakna cemburu.
Menurut Buya Hamka dalam bukunya"Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam" Ghirah adalah perasaan cemburunya orang beriman atau bisa juga dimaknai sebagai sebuah semangat untuk terus berbuat lebih baik dan membela Islam.
Nah, dalam konteks permainan MU saat dikalahkan Watfiord tadi malam, "Ghirah" para pemain MU dalam bersepakbola tak tampak sama sekali.
Mereka tak "cemburu" untuk bermain lebih baik dibandingkan dengan permainan Watford yang memang tadi malam memainkan si kulit bundar sangat ciamik, MU seperti kehilangan semangat bertanding.
Hal ini diakui sendiri oleh Penjaga gawang utama klub Manchester Merah David De Gea dalam konperensi pers sesaat setelah pertandingan.
"Sangat mudah menyalahkan Pelatih atau staf kepelatihan, tetapi faktanya terkadang yang menjadi masalah para pemain itu sendiri. Sangat memalukan melihat MU bermain seperti yang kami lakukan hari ini, cara bermain seperti itu tak dapat diterima." Ujar De Gea.
Dalam pertandingan yang berlangsung di kandang Watford, Stadion Vicarage Road. Meski kebobolan 4 gol De Gea bermain cemerlang dalam pertandingan tersebut, termasuk menggagalkan tendangan pinalti Watford pada menit ke-8 dieksekusi oleh Ismaila Sari.
Andai De Gea tak tampil cemerlang bisa jadi MU kalah lebih telak dari Watford.
Di awal babak pertama MU sudah dalam tekanan, hingga akhirnya Watfiord mendapatkan hadiah tendangan pinalti meski berhasil digagalkan De Gea.
Meski gagal mendapat gol cepat, Watford akhirnya bisa unggul dua gol di babak pertama, Joshua King berhasil menggetarkan gawang MU pada menit ke-28 setelah menuntaskan assist yang disodorkan Emmanuele Dennis.