Emma Raducanu petenis remaja asal Inggris berusia 18 tahun berhasil menjadi juara tunggal putri Turnamen Tenis Grandslam US Open 2021 setelah di final mengalahkan petenis remaja lain asal kanada Leylah Fernandez dengan straight set 6-4 6-3.
Emma dan Leylah merupakan 2 petenis puteri belasan tahun yang penampilannya fenomenal di US Open 2021 ini.
Dalam perjalanannya menuju final, Petenis berperingkat 150 dunia ini,harus merangkak dari babak kualifikasi.
Hebatnya lagi petenis keturunan China dan Rumania ini memenangkan seluruh 20 set pertandingannya di US Open dengan straigth set tanpa sekalipun membutuhkan tie break.
Sementara, Leylah Fernandez petenis berusia 19 tahun ini memang memiliki peringkat WTF yang lebih baik dari Emma, ia berada di peringkat 73 dunia.
Dalam perjalanan menuju final sebelum dikalahkan Emma, ia berhasil menyingkirkan sejumlah pemain unggulan utama mulai dari unggulan ke-5 Elina Svitolina, unggulan ke-3 asal Jepang Naomi Osaka, dan di semifinal ia memupus harapan unggulan ke-2 Aryna Sabalenka.
Melejitnya nama 2 petenis remaja putri ini membuat sektor tunggal putri tenis dunia lebih menarik untuk dicermati.
Mungkin, kita tak pernah bisa memprediksi secara pasti bahwa karir kedua petenis ini akan terus cemerlang dikemudian hari.
Karena ada juga petenis remaja yang tiba-tiba mencuat dengan menjuarai salah satu dari 4 turnamen Grandslam, tapi kemudian prestasinya tak berkembang lagi dan kemudian menjadi petenis yang prestasinya biasa saja alias medioker.
Seperti misalnya petenis asal Amerika Serikat Sloan Stephens yang sempat menjuarai US Open tahun 2017, prestasinya memang sempat naik hingga tahun 2018 mencapai ranking 3 dunia, tetapi setelah itu terus merosot, dan peringkatnya saat ini seperti dikutip dari situs resmi Organisasi Tenis Wanita Dunia (WTA) per Agustus 2021 Sloan berada di peringkat 1043 dunia.
Ia tak pernah lagi memenangi turnamen Grandslam baik di Australian Open, Perancis Open, Wimbledon atau pun US Open.