Sejumlah selebritas Indonesia kini memiliki mainan baru, yakni memiliki klub sepak bola. Entah memang untuk berkiprah dalam jangka panjang atau hanya sekedar ikut-ikutan saja.
Mulai dari Kaesang Pangarep Putra bungsu Presiden Jokowi yang membeli klub sepak bola Persis Solo, kota kelahirannya berkongsi dengan Erick Thohir yang memang sebelum menjadi Menteri BUMN ia dikenal sebagai sportpreuneur.
Mulai dari Philadelphia 76ers klub basket NBA, DC United salah satu klub Liga MLS Amerika Serikat, Inter Milan Klub sepak bola legendaris Italia, hingga Oxford United klub divisi 3 Inggris pernah dimiliki Erick.
Jadi beruntunglah Kaesang bisa bermitra dengan Erick Thohir dalam memiliki Persis Solo, selain modal yang dimilikinya cukup besar, secara manajerial Kaesang bisa belajar banyak dari Erick bagaimana membangun sebuah tim sepak bola sehingga bukan hanya mampu berprestasi tetapi menguntungkan secara bisnis.
Kemudian ada Raffi Ahmad melalui perusahaannya Rans Entertainment mengakuisisi Cilegon United, ia bersama pengusaha otomotif Rudy Salim akan membangun Cilegon United dengan modal yang telah mereka siapkan yang menurut berbagai media jumlah dana yang telah disiapkan untuk klub yang kini bernama Rans Cilegon FC sebesar Rp. 300 milyar.
Jumlah yang cukup besar untuk ukuran klub yang berkiprah di Liga 2 Indonesia ini, untuk ukuran klub Liga 2 biasanya dana yang dibutuhkan rata-rata berkisar antara Rp.10 hingga 20 milyar saja.
Namun, ditangan Raffi dan Rudy klub ini sepertinya akan dibangun secara spesial, terbukti dengan jumlah dana yang mereka sediakan.
Tak mau ketinggalan Youtuber kondang Atta dari gen Halilintar pun bersama sahabatnya Putera Siregar mengakuisisi klub sepak bola asal Pati PSG, belum ada keterangan resmi terkait berapa dana yang telah mereka sediakan untuk membawa klub liga 2 yang kini berganti nama menjadi AHHA PS PATI FC ini.
Terakhir ada Gading Martin, presenter dan aktor film yang mengambil alih pengelolaan klub divisi 3 asal Tangerang yang dulu prestasinya cukup moncer Persikota.
Mungkin bagi mereka kepemilikan di klub sepak bola tersebut merupakan bagian dari diversifikasi bisnis yang mereka miliki, sebagai parasut ketika karirnya sebagai selebritas mulai meredup.
Namun mengelola klub sepak bola atau klub olahraga lain membutuhkan keseriusan, tak bisa dilakukan sambil lalu. butuh konsep dan model bisnis yang jelas agar klub tersebut bisa naik prestasinya seiring dengan profitabilitasnya.