Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Muhtar Ngabalin memastikan bahwa kocok ulang jajaran Kabinet Indonesia Maju jilid 2 akan segera dilakukan oleh Presiden Jokowi.
Kocok ulang atau reshufle kabinet tersebut merupakan konsekuensi dari pembentukan kementerian baru oleh Jokowi, yakni Kementerian Investasi dan "merger" antara Kementerian Pendidikan dan Kebuadayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi.
Akibatnya, Mas Menteri Nadiem Anwar Makariem, dalam sorotan di tengah isu kocok ulang kabinet Jokowi jilid-2, sejumlah pihak menyebutkan bahwa Nadiem merupakan salah satu menteri yang layak untuk diganti.
Menurut Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik salah satu alasan Nadiem layak didepak dari kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) karena selama pandemi Covid-19 ia dianggap berkinerja buruk.
"Selama pandemi kan tidak terlihat perform," ujar Adi,seperti dilansir CNBCIndonesia, Selasa (13/04/21).
Alasan lain menurut Adi, Jokowi kemungkinan akan kembali mengembalikan Kemendibud kembali ke "khittahnya" milik Muhammadiyah seperti sebelum Nadiem memangku jabatan itu.
Hal yang kurang lebih sama, diungkapkan Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa Cahyono Agus, pendekatan kebijakan yang diambil oleh Nadiem terlalu futuristik untuk ukuran pendidikan Indonesia.
Menurutnya, ekosistem dan budaya pendidikan di Indonesia belum bisa memenuhi harapan dari kebijakan yang diambil Nadiem setelah setahun lebih dirinya menjabat. Implementasi kebijakannya di lapangan dinilai berbeda jauh dari rencana yang dia petakan.
"Saya menghargai pemikiran mas menteri terkait perubahan drastis yang terstruktur, tersistem, futuristik dan sebagainya. Cuma karena berorientasi lebih banyak ke luar negeri dan futuristik, itu ada yang kosong," ujar Cahyono, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (14/04/21).
Saat ini Indonesia lebih membutuhkan Mendikbud yang mampu mempertemukan kebutuhan perubahan di masa depan dengan implementasinya dilapangan, begitu katanya.
Pendapat berbeda datang dari Anggota DPR-RI dari Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira, ia menyebutkan jabatan Nadiem tak akan diutak-atik oleh Jokowi karena kocok ulang kali ini tak ada hubungannya dengan kinerja menteri yang bersangkutan.