Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Menangani Banjir di Jakarta Bukan Perkara Politik

Diperbarui: 22 Februari 2021   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Kemang kawasan di Selatan Jakarta yang disebut sebagai daerah elite ibukota memang merupakan salah satu wilayah yang kerap disambangi banjir tahunan, namun dalam 3 tahun terakhir kondisinya terus eskalatif, bertambah parah.

Pada Sabtu (20/02/21)  ketika banjir kembali merendam Jakarta, kawasan Kemang menjadi salah daerah terparah yang terkena banjir.

Jika kita saksikan di layar televisi, bangunan yang berada di jalan Kemang Raya yang panjangnya sekitar 500 m seluruhnya terendam banjir dengan ketinggian bervariasi yang paling tinggi hingga 2 meter.

Dan menurut salah satu karyawan apartemen di jalan tersebut, banjir kali ini merupakan terparah selama dirinya bekerja di tempat tersebut selama 10 tahun.

"Biasanya hanya di jalan, paling masuk sedikit ke luar lobi. Sekarang sampai masuk ke dalam lobi dan basement," kata Jamal, Sabtu (20/02/21). Seperti dilansir Kompas.Com.

Tak hanya Kemang ada lebih dari 30 titik banjir lain di seluruh DKI Jakarta yang terendam banjir dengan lebih dari 200 RW yang wilayahnya tergenang dengan ketinggian bervariasi hingga paling tinggi 4 meter. 

Selain itu menurut dinas Perhubungan DKI Jakarta 6 ruas jalan tol ikut pula terendam banjir di sejumlah kawasan dengan ketinggian antara 30cm hingga 80 cm.

Kondisi banjir di Jakarta yang  sudah seperti menjadi agenda tahunan setiap musim penghujan tiba ini menurut sejumlah sumber yang saya baca karena ada 5 faktor.

Pertama, lantaran curah hujan yang ekstrem sementara kapasitas drainase tak mampu menampung curahan air yang turun tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan. Ia menyebutkan berdasarkan data dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan pada Sabtu (20/02/21) mencapai di atas 15o mm.

"Di Pasar Minggu berdasarkan catatan BMKG itu curah hujan sampai 226 milimeter, di Sunter Hulu 197 milimeter, di Halim sampe 176 milimeter, di Lebak bulus 154 milimeter. Semua angka di atas 150 adalah kondisi ekstrem," ujar Anies, seperti dilansir Merdeka.Com.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline