Bagi dunia investasi, ditemukannya vaksin Covid-19 merupakan sentimen positif yang bakal mendorong makin moncernya investasi di tahun 2021.
Dengan vaksinasi peluang pandemi Covid-19 terkendali akan semakin besar, andai berbagai vaksin itu efektifitasnya terbukti pertumbuhan ekonomi global termasuk di dalamnya ekonomi nasional Indonesia akan segera melesat naik.
Lantas instrumen investasi apa yang diperkirakan paling cuan pada tahun 2021 ini? Sejumlah analis ekonomi menyatakan bahwa di tahun yang baru beberapa hari kita jalani ini trennya bakal mengarah pada investasi saham.
Mengapa demikian?
Saham merupakan salah satu instrumen investasi paling terdampak pandemi Covid-19 pada 2020. Hal itu tercermin dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sepanjang tahun lalu terkoreksi hingga 5,1 persen ditutup di level 5.979 dibanding penutupan perdagangan tahun 2019 di level 6.299.
Kinerja saham ini jauh dibanding instrumen investasi lain seperti misalnya obligasi yang mencatatkan imbal hasil pada 2020 hingga 14,23 persen, sementara emas mennghasilkan keuntungan sampai 24,13 persen.
Namun jangan salah meskipun kinerja saham tak terlalu indah akibat pandemi. Jumlah investor ritel sepanjang 2020 mencatatkan kenaikan sangat signifikan, sejak pandemi mulai pada Maret 2020 hingga akhir Desember 2020 menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) investor ritel naik hingga 300.000 - 400.000 single investor identification (SID) baru.
Artinya dengan sedikit dorongan berupa sentimen positif dan literasi pasar saham lebih masif, penambahan investor ini akan menambah amunisi bagi naiknya tren investasi saham di 2021.
Katalis positif di pasar saham memang sudah mulai terlihat, selain vaksin yang dianggap bisa mengendalikan pandemi Covid-19, ada pula sumbangan dari sisi moneter, prediksinya suku bunga acuan Bank Indonesia akan tetap rendah dikisaran 3,75 persen, kemudian stimulus fiskal dari pemerintah untuk mendorong laju perekonomian nasional menjadi lebih baik.
Dari perekonomian global, menurut prediksi Bank Dunia ekonomi global akan tumbuh hingga rata-rata 4 persen. Negara berkembang diprediksi bakal tumbuh hingga 5 persen, sementara negara maju akan tumbuh 3,3 persen di tahun 2021.
Dari Amerika Serikat sinyal.positif pun terlihat setelah Pemerintah AS menyetujui stimulus ekonomi hingga US$ 2,2 miliar yang diperkirakan bakal membanjiri pasar saham.