Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Vaksin Covid-19 "Games Changer" Investasi Saham Tahun 2021

Diperbarui: 28 Desember 2020   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BBC.Com

Tahun 2020  akan segera berakhir dalam beberapa hari ke depan, para investor mungkin kini tengah berlibur dalam rangka menyambut Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Biasanya pasar saham dipenghujung tahun cenderung bergerak lebih jinak,  pergerakannya akan lebih flat. Para investor sudah menyimpan portofolionya setelah dipatut-patut dalam beberapa minggu terakhir di bulan Desember atau biasa disebut window dressing.

Sebagian besar investor biasanya sudah mempersiapkan portofolio investasi untuk tahun depan, tetapi untuk tahun ini mungkin mereka agak lebih berhati-hati karena seluruh dunia termasuk Indonesia  tengah dalam situasi yang tak menentu akibat pandemi Covid-19.

Faktor yang paling berpengaruh dan merupakan game changer dalam investasi domestik maupun global tahun depan adalah perkembangan vaksin Covid-19. 

Jika vaksin yang disuntikan terbukti efektif serta efek sampingnya sangat minimal disertai ketersediaan yang mencukupi dan timeline distribusi vaksinnya bisa terpenuhi dengan pelaksanaan yang cepat dan tepat maka sentimen positif akan terjadi dan mendorong laju bursa saham secara signifikan.

Mengapa keberadaan Vaksin Covid-19 menjadi faktor yang sangat penting bagi investasi di pasar saham? Portofolio saham merupakan instrumen investasi yang paling terkena imbas pandemi Covid-19.

Ekonomi akan segera kembali dapat bergerak secara maksimal andai Vaksin bisa berfungsi dan pelaksanaan vaksinasinya sesuai harapan kita semua, dengan bergulirnya ekonomi imbas positif akan segera dirasakan oleh seluruh pelaku ekonomi di setiap sektor, ujungnya laba kembali bisa dicetak dan investor pun akan happy.

Selain itu, menurut catatan Situs berita ekonomi Kontan.co.id, hingga tanggal 23 Desember 2020 lalu secara year to date Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih minus 4,37 persen.

Jauh lebih rendah dibandingkan instrumen investasi lain seperti obligasi yang imbal hasilnya  pada periode yang sama mencapai 14,26 persen atau Emas yang mencatatkan return hingga 24,13 persen.

Pasar Saham terkena imbasnya lantaran faktor ketidakpastian. Para pelaku pasar lebih cenderung memilih investasi safe haven yang berisiko rendah lantaran lebih pasti seperti obligasi, emas atau property.

Kenaikan IHSG akan lebih laju andai Bank Indonesia kembali memangkas bunga acuan seiring angka inflasi 2020  yang mencapai titik terendah semenjak negara ini berdiri yang menurut beberapa ekonom akan berada di rentang 1 hingga 1,4 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline