Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Dan Brown, antara Fakta dan Fiksi

Diperbarui: 8 Agustus 2020   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danbrown.com

 Seorang penulis karya sastra pasti memiliki keinginan untuk menyampaikan buah pikiran, ideologi, dan paham yang diyakininya. Untuk mewakili buah pikirnya tersebut penulis akan menuangkan ke dalam karyanya bisa berupa esai, puisi, atau novel.

Hal ini diyakini bahwa sastra dapat difungsikan sebagai media penyampai pikiran-pikiran penulisnya. Melalui sastra  seorang penulis dapat berkomunikasi dengan pembacanya.

Novel merupakan salah satu media sastra yang dapat melakukan hal tersebut, bahkan novel bisa jadi media sastra yang paling populer dikalangan pembaca.

Pasar novel dari waktu ke waktu seperti tak pernah ada habisnya. Penjualan novel untuk beberapa kasus bisa membuat sang penulis menjadi terkenal dan kaya raya, sebut saja misalnya JK.Rowling, Stephen King, Nora Roberts, Tom Clancy, Agatha Christie dan banyak lagi penulis novel lainnya.

Tema yang diangkat mereka memang beragam begitu pula dengan keberanian mereka dalam mengangkat tema relatif tak jauh berbeda, yang membedakan sekaligus menjadi penentu adalah kemampuan penulis dalam mengeksekusi ide yang mereka miliki melalui penceritaan yang menarik dan apa yang terkandung dalam isi ceritanya.

Beberapa penulis pernah mengangkat tema yang berkaitan dengan agama baik ditinjau dari sisi agama secara ritual peribadatannya atau agama sebagai sebuah dogma yang sangat ditaati oleh sebagian besar manusia.

Salah satu penulis yang melakukan itu adalah Dan Brown, seorang novelis asal Amerika Serikat. Novel yang ditulisnya boleh lah disebut kontroversial karena ia banyak menulis cerita tentang sesuatu yang sensitif terkait agama Katolik.

Bagaimana ia dalam narasinya menceritakan pertentangan antara tokoh-tokoh seperti Yesus dengan Maria Magdalena antara karya fiksinya dengan apa yang diyakini oleh para penganut Katolik.

Tak heran jika kemudian pihak gereja banyak yang merasa keberatan dengan tulisan Dan Brown, dalam bukunya yang sangat terkenal The Da Vinci Code.

Buku inilah yang membuat nama Novelis kelahiran Exeter,New Hampshire AS , 56 tahun lalu ini melejit bak roket.

Novel  The Da Vinci Code dengan tokoh utamanya bernama Robert Langdon ini sempat dicekal oleh banyak negara yang penduduk mayoritasnya beragama Katolik, saking kontroversialnya padahal jika kita bicara fiksi sebenarnya bisa bebas saja bercerita apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline