Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Vaksin Covid-19, Jembatan Emas Keseimbangan antara Urusan Kesehatan dan Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 23 Juli 2020   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Corona Virus Desease atau Covid 19 telah membuat hampir seluruh sendi kehidupan manusia di dunia ini porak poranda, saat tulisan ini dibuat Kamis (23/07/20) menurut situs Wordometer, secara global terdapat 15.373.614 orang terinfeksi virus asal Wuhan China ini.

Jumlah manusia yang meninggal karenanya tercatat mencapai 630.193 orang. Sementara manusia yang berhasil sembuh dari infeksi virus berukuran 0,25 mikron ini sebanyak 9.349.192.

Sementara di Indonesia, menurut situs resmi penanganan Covid-19, Covid19.go.id, tercatat 91.751 kasus positif terinfeksi virus yang bersifat Zoonosis ini.

Jumlah meninggal mencapai 4.459 orang dan yang berhasil sembuh berjumlah 50.255 pasien. Selain Indonesia ada 200 negara lebih yang saat inu tengah bergulat melawan penyebaran virus corona ini.

Karena virus ini dunia seolah mati suri, lantaran penanganan penyebaran C-19 mengharuskan semua orang dimuka bumi ini mentaati aturan Protokol Kesehatan yang telah digariskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Menjaga jarak fisik merupakan salah satu hal utama dalam protokol kesehatan tersebut selain menggunakan masker, dan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sesering mungkin agar mata rantai penyeberan virus ini bisa diputus.

Urusan menjaga jarak ini kemudian diimplementasikan melalui beberapa cara oleh berbagai negara ada yang melakukan Lockdown total atau setengah lockdown dalam istilah Indonesia disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Nah, apapun itu implementasinya pada dasarnya hal ini membuat manusia berhenti bermobilisasi, padahal mobilitas itu merupakan hal yang paling utama untuk menggerakan kehidupan ekonomi dan sosial.

Efek penanganan pandemi C-19 ini menjadikan dunia seolah diselubungi awan hitam. Ekonomi berhenti berputar, secara sosial pun manusia menjadi seolah teralienasi satu sama lain dan itu sangat berat sekali.

Pertumbuhan ekonomi dunia menurut International Monetary Fund (IMF) melambat untuk kemudian terhenti. Kondisi ini sudah terjadi sejak Februari 2020 hingga saat ini.

Seluruh institusi keuangan dunia memprediksi  bahwa ekonomi global bakal terkontraksi sangat dalam, untuk waktu yang tak bisa diramalkan kecuali antivirus Covid 19 berhasil ditemukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline