Mungkin esok ku 'kan pergi
Tapi kuberjanji
Pasti diriku kembali
Untuk cinta yang tertinggal
Di jantung Barcelona.
Peluklah diriku mesra dalam cinta
Sebagai pengikat rindu
Akan kukenang selalu cintaku di Barcelona
Interlude lagu Barcelona yang diciptakan oleh Fariz Rustam Munaf atau lebih populer disebut Fariz RM ini hampir dapat dipastikan akrab ditelinga mereka yang beranjak dewasa di tahun 90an.
Lagu Barcelona yang dirilis tahun 1990 ini merupakan bagian dari album Living in The Western World. Lagu ini bercerita tentang prespektif cinta dari orang barat dan timur.
Secara pribadi dalam album tersebut saya sebenarnya lebih menyukai lagu Sundown at Midnight, lagu bertempo lambat yang interludenya dihiasi oleh lengkingan suara gitar dari salah satu pemain gitar legendaris Indonesia, Eet Syahrani.
Saat itu siapa sih yang tak kenal Fariz RM, bukan hanya piawai bernyanyi dan mencipta lagu, Fariz merupakan musisi multi instrumentalis yang mampu memainkan berbagai alat musik.
Fariz mulai mempelajari dan bermain musik sejak usia 12 tahun, pentas-pentas seni yang menggelar pertunjukan musik sudah ia ikuti bersama beberapa sahabatnya seperti Addie MS, Adji Soetama, dan Deeby Nasution.
Kiprah adik dari Triawan Munaf ini untuk memasuki industri musik Indonesia kian terbuka ketika ia berhasil memenangkan Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors 1977.
Kemudian oleh Eros Djarot, Fariz diajak bergabung ke dalam proyek Badai Band bersama Yockie Suryoprayogo, Chrisye, Debby dan Keenan Nasution untuk menggarap Soundtrack film Badai Pasti Berlalu.
Fariz merupakan personil termuda sekaligus paling ganteng dalam proyek Badai Band tersebut, ya selain karena piawai memainkan berbagai alat musik penampilan Fariz yang keren dan tampan membuat ia mulai digemari oleh remaja saat itu.