Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

Sarung dan Filosofinya, Pakaian Pemersatu Bangsa

Diperbarui: 14 Mei 2020   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hargakata.com

Sarung, itulah tema  Samber THR Kompasiana hari ke 18. Sarung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah; 1. Selongsong yang dibuat dari kayu, kulit, atau logam tempat memasukan keris (pedang dan sebagainya).

2. Sampul, salut, pembungkus;......bantal,....tangan; 3. Kain sarung.

Nah jika kita sambungkan dengan tema kita saat Ramadan kali ini, bisa saya asumsikan bahwa sarung yang dimaksud oleh kompasiana adalah kain sarung. Bukan sarung tangan, bukan sarung bantal apalagi sarung keris. 

Kain sarung ini sudah lekat dengan ciri khas masyarakat muslim Indonesia. Walaupun sesungguhnya sarung tak menunjukan identitas apapun termasuk agama tertentu.

Karena sarung juga dipergunakan oleh berbagai kalangan diberbagai suku dan agama yang ada. Di kalangan masyarakat internasional sarung atau sarong adalah sebentuk kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian tubuh dari pinggang ke bawah.

Kain sarung dibuat dari berbagai macam bahan, mulai dari katun, polyester, bahkan sutera. Penggunaan sarung sangat luas mulai dari beribadah hingga upacara-upacara resmi adat.

Menurut Ensiklopedia Britanica yang saya baca. Sarung berasal dari kawasan Timur Tengah, tepatnya di daerah Yaman.

Di negeri Yaman sarung disebut Futah, sementara masyarakat di Oman menyebut sarung dengan nama wizaar. Sedangkan orang Arab Saudi menyebutnya dengan nama Izaar.

Penggunaan sarung terus meluas tak hanya di Kawasan Timur Tengah, namun mulai merambah ke Asia Selatan,  Asia Tenggara, Afrika, Eropa hingga Amerika Selatan.

Sarung pertama kali masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad-14 dibawa oleh saudagar Arab dan Gujarat. Dalam perjalanannya kemudian, sarung di Indonesia menjadi identik dengan kebudayaan Islam. Dan dipergunakan sebagai pakaian sehari-hari.

Walaupun kemudian budaya menggunakan sarung mulai bergeser setelah Belanda masuk ke Indonesia, karena mereka membawa budaya berpakaian Eropa seperti celana panjang, kemeja dan jas untuk pria dan gaun serta rok untuk wanita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline