Kaget sekali pagi ini, ketika mendengar salah satu legenda musik Indonesia Didi Prasetyo atau lebih dikenal luas dengan nama Didi Kempot meninggal dunia, meninggalkan kita semua.
Ia di bawa ke Rumah Sakit Kasih Ibu Solo pada pukul 07.25 WIB, dalam keadaan henti jantung setelah di periksa oleh Dokter di UGD rumah sakit tersebut ia dinyatakan meninggal pada pukul 07.45.
"Pukul 7.25 [masuk] IGD datang dalam keadaan henti jantung, sudah dilakukan pertolongan dengan maksimal, tapi tidak tertolong. Almarhum dinyatakan meninggal pukul 07.45 WIB," kata Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez Seperti yang dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (5/5/20).
Dunia musik Indonesia kehilangan seorang talent yang sampai saat ini tak ada bandingannya, mendiang layak untuk di beri gelar legenda musik Indonesia.
Terakhir saya melihat penampilan Didi Kempot saat Kompas TV menggelar acara pengumpulan donasi bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19.
Dalam acara yang utamanya mengetuk para "sobat ambyar" untuk berdonasi melalui kitabisa.con. Saking banyaknya orang yang berniat donasi membuat server kitabisa.com menjadi tak bisa di akses.
Dalam kegiatan yang bekerjasama dengan Kompas.TV tersebut berhasil mengumpulkan donasi lebih dari Rp.7,5 miliar.
Didi Kempot seperti sebuah fenomena, dia bisa membawa lagu campursari yang dianggap ndeso menjadi digemari secara luas di seluruh negeri bahkan sampai ke Luar Negeri.
Namanya kian melambung dalam beberapa tahun terakhir. Maestro musik yang merupakan adik dari pelawak Srimulat Almarhum Mamiek Prakoso ini, lahir di Surakarta, Jawa Tengah 31 tahun lalu.
Karir bermusiknya dimulai pada tahun 1984, mengawali karirnya dari tahap paling bawah, yakni menjadi seorang pengamen jalanan.
Ia nekat datang ke Jakarta dengan bermodalkan sebuah gitar dan mulai mengamen di seputaran Jakarta. Ia belajar gitar otodidak namun karena bakat besarnya di dunia musik mengalir deras, ia sepertinya mudah saja menciptakan lagu yang menggungah hati.