Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD menyatakan bahwa Pemerintah kini tengah memikirkan opsi untuk melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), walaupun sebenarnya tren bertambahnya pasien baru positif Covid-19 masih menanjak cukup curam.
Rencana relaksasi PSBB ini, karena pemerintah mendengar begitu banyak keluhan terkait pembatasan aktivitas masyarakat yang kini gerak langkahnya seperti terpenjara dalam Lapas yang luas.
"Kami tahu ada keluhan ini sulit keluar, sulit berbelanja dan sebagainya, sulit mencari nafkah dan sebagainya. Kami sedang memikirkan apa yang disebut relaksasi PSBB," kata Mahfud, Sabtu (03/05/20) seperti yang dilansir CNNIndonesia.
Masyarakat dikhawatirkan menjadi tertekan dan stres dengan berbagai pembatasan seperti saat ini, ujungnya malah daya tahan tubuhnya menjadi lemah, dan mayarakat menjadi rentan tertular.
Terkait pedoman pelaksanaannya, kini pemerintah sedang merancang aturan soal relaksasi yang akan mengatur kembali apa yang bisa dilakukan warga saat relaksasi PSBB itu diberikan.
Masuk akal juga sih apa yang direncanakan pemerintah ini, nyaris 2 bulan saya terus menerus berada di rumah. Keluar hanya untuk sesuatu yang sangat penting itupun tak pernah jauh dan dalam waktu paling lama satu jam.
Lagian mau keluar kemana pula, kerja WFH, Mall tutup, mesjid juga banyak yang tak melaksanakan shalat berjamaah, jadi lebih milih dirumah saja.
Walaupun sebenarnya kondisi ini membuat saya benar-benar tertekan, memang sampai hari ini saya aman tak tertular maupun menularkan virus corona.
Tapi kepala saya sakit banget, saat ini, benar-benar sakit, literally "sakit kepala". Karena jujur saja saya sangat tertekan dan jenuh.
Secara psikologis ketahanan manusia untuk hidup soliter juga ada batasnya, belum lagi jika kita berbicara sisi pendapatan ekonomi masyarakat.
Ketika ada banyak yang berpendapat," lantas kapan selesainya pandemi ini " jika relaksasi ini dilakukan, kesannya penanganan Covid-19 di Indonesia, ya ala kadarnya saja?