Jika kita amati, Negara Republik Indonesia ini tak sedang mengalami defisit masalah, namun anehnya niat untuk menambah masalah itu sangat tinggi.
Bagaimana tidak ranah privat dan norma etika pun kini sedang coba mau diatur oleh negara lewat Undang-Undang, seperti tercermin dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga.
Dalam RUU Ketahanan Keluarga tersebut terlihat jelas bahwa ruang privat milik masyarakat coba di intervensi Pemerintah, untuk diseret ke ruang publik.
Draft RUU Ketahanan Keluarga ini kini sudah masuk ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2020. Padahal sebenarnya masih banyak masalah lain yang harus segera diatur lewat Undang-Undang.Seperti UU pemindahan Ibukota Negara misalnya, aturannya belum ada namun proses pemindahannya sudah berjalan.
Selain itu secara substansi pun RUU Ketahanan Keluarga ini berpotensi menimbulkan polemik yang berkepanjangan hingga patut untuk dilakukan pengkajian ulang.
Sejumlah aturan dalam RUU Ketahanan Keluarga dianggap terlalu mengatur etika moral dan kehidupan pribadi warga negaranya. Dari mulai masalah rumah tangga hingga orientasi seksual diatur begitu rupa dalam RUU tersebut. Bahkan urusan 'Perasaan Cinta" juga diatur. Aturan macam apa seperti ini.
Nih, coba perhatikan, Pasal 24 dalam draft RUU Ketahanan Keluarga disebutkan bahwa
"sepasang suami istri yang terikat perkawinan yang sah harus saling mencintai, menghormati, menjaga kehormatan, setia serta saling memberi bantuan lahir dan batin yang satu terhadap yang lain".
Bagaimana bisa hal seperti ini harus diatur ke dalam sebuah undang-undang. Inikan masalah perasaan, bagaimana cara mengukurnya? terus bagaimana pemerintah mengetahui bahwa sepasang suami istri itu menikah atas dasar cinta atau bukan?
Lantas, apabila misalnya salah satu dari pasangan suami istri menikah dengan alasan lain misalnya ekonomi, lantas pernikahannya akan dibubarkan oleh negara?
Buat saya ini merupakan aturan yang paling aneh yang pernah di buat oleh sebuah negara, jangan-jangan nantinya ada aturan lagi yang mengatur kepada siapa kita harus jatuh cinta.