Lihat ke Halaman Asli

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat: Lembata Jadi Contoh

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14031690271215787742


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah program kesehatan masyarakat dari Kementerian Kesehatan RI yang dijalankan sampai ke tingkat desa. Program ini bertujuan menghindari masyarakat dari berbagai berbagai jenis penyakit lingkungan. Dari berbagai hasil evaluasi atas tingkat kesehatan masyarakat, ditemukan bahwa masyarakat harus dibiasakan untuk melaksanakan pola hidup sehat dalam kesehariannya agar terhindar dari berbagai jenis penyakit berbasis lingkungan. Tingginya kasus penyakit berbasis lingkungan yang dialami masyarakat misalnya malaria, demam berdarah, diare dan lain sebagainya disebabkan karena tidak tersedianya sarana dan prasarana rumah tanga yang memenuhi kriteria kesehatan serta tidak terbiasanya masyarakat dengan pola hidup sehat. Olehnya pemerintah pusat sejak tahun 2012 menjalankan program STBM untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan masyarakat akibat dari kasus-kasus penyakit berbasis lingkungan yang dialami.

Pemda Lembata bekerjasama dengan Plan Internasional Unit Lewoleba sejak tahun 2012 berusaha mensukseskan program ini. STBM dengan lima pilar yang harus dijalankan di setiap desa sesuai program pusat, untuk Lembata ditambah lagi satu pilar sesuai kebutuhan dan kondisi lokal. Pengasingan ternak di luar lingkungan halaman rumah menjadi pilar tambahan bagi Lembata selain lima pilar pusat yakni tidak buang kotoran sembarangan, cuci tangan pakai sabun, penggunaan air bersih untuk rumah tangga, pengolahan sampah dengan benar serta pengolahan air limbah dengan benar.

Kerjasama Pemda dengan Plan Internasional unit Lewoleba sampai dengan tahun ini terbukti telah berhasil mengurangi kasus-kasus penyakit berbasis lingkugan di Lembata. Menurut Kepala Unit Plan Lewoleba, Senin 16/06 di saat pendeklarasian desa Peusawa dan desa Normal Satu Omesuri sebagai desa STBM, semisal untuk kecamatan Lebatukan yang semua desanya sudah dideklarasikan STBM, kasus penyakit berbasislingkungan menurun drastis dari empat ratus kasus lebih menjadi dua puluh satu kasus di tahun 2013. Dengan STBM masyarakat akan hidup lebih sehat dan dengan sendirinya akan dapat menghemat pengeluaran untuk biaya kesehatan rumah tangga. Plan telah berusaha sekuat tenaga bersama pemerintah sehingga sampai dengan hari ini tercatat telah empat puluh desa di Lembata yang telah dideklarasikan sebagai desa STBM. Empat puluh desa ini tersebar di tiga kecamatan yakni Lebatukan, Ileape Timur dan Omesuri. Diakuinya untuk mencapai tujuan program ini tidaklah mudah karena berkaitan dengan perubahan pola hidup serta sarana kesehatan untuk setiap rumah tangga. Namun demikian Plan Internasional akan terus berusaha bersama pemerintah agar seluruh desa di Lembata akan dapat dideklarasikan sebagai desa STBM karena program ini bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari yang sangat berguna untuk masyarakat.

Sementara wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun, SH dalam acara pendeklarasian di desa Peusawa dan desa Normal Satu Omesuri menegaskan pentingnya terus menjaga pola hidup sehat yang sudah dideklarasikan. Menurutnya deklarasi STBM di sebuah desa hanya merupakan awal bagi masyarakat untuk seterusnya menjaga pola hidup yang sehat. Pemerintah bersama Plan Internasional telah berusaha memicu masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat melalui STBM, selanjutnya agar program ini dapat memberi hasil maka harus ditunjukkan dalam pola hidup keseharian yang selalu memprioritaskan kesehatan sehingga masyarakat bisa terhindar dari berbagai penyakit yang pada gilirannya dapat tercipta masyarakat Lembata yang berkualitas karena memiliki tubuh sehat yang selalu siap bekerja untuk kesejahteraannya.

Menurut Viktor mado, Lembata telah menjadi contoh dalam program STBM ini. Hal ini dibuktikan dengan telah banyak kabupaten lain di NTT yang datang dan belajar program ini di Lembata. Bukan hanya itu, Lembata juga menjadi tempat belajar program ini dari negara lain yakni dari Laos dan India sehingga ini bukan saja menjadi kebanggaan tetapi menjadi pekerjaan rumah bagi semua kita agar terus meningkatkan semua yang sudah dicapai. Monitoring untuk desa yang sudah dideklarasikan tentu akan terus dilakukan agar masyarakat terus diingatkan untuk menjalankan program ini. Tugas kita semua tidak berhenti waktu pendeklarasian tetapi justru tugas yang lebih berat adalah bagaimana menjalankan dan menjaga agar program ini ada dampak positif bagi seluruh masyarakat desa. Kita sudah dijadikan kabupaten contoh dalam program ini sehingga kita punya tugas berat untuk melaksanakannya, kata viktor;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline