Lihat ke Halaman Asli

Yance Sunur Kembali Datangi Masyarakat Terpencil

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1404461675394268849


Setelah melakukan kunjungan kerja ke Dusun Kahatawa Alab Atadei,salah satu dusun terpencil di Kecamatan Wulandoni kamis 26/06, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur kembali melakukan kunjungan kerja ke salah satu desa terpencil di Kecamatan Atadei. Waimuda-Nuba butoadalah desa subur di lembah salah satu bukit yang mengeliligi Kecamatan Atadei. Desa yang terkenal sebagai sumber mata air ini berpenduduk kurang lebih seratus sembilan puluhan orang. Akses ke desa ini sangat sulit terutama di musin hujan walaupun sebenarnya letaknya terbilang dekat dengan ibu kota kabupaten,hanya sekitar belasan kilo meter.Infrastruktur jalan yang sampai sekarang belum mengalami peningkatan mengakibatkan rendahnya moblitass masyarakat termasuk kesulitan mereka memasarkan kelimpahan hasil-hasil pertaniannya.

Senin 30/06 Yance Sunur datang berdialog dan mendengarkan berbagai persoalan yang dialami masyarakat desa Nuba Buto. Sebagaimana disaksikan, antusiame masyarakat sangat tinggi menyambut kehadirannya. Bagi Masyarakat Nuba Buto, ini adalah kali pertama bagi mereka dikunjungi orang nomor satu di Kabupaten. Rudolfus Ali Kesen, Kepala Desa dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Yance sunur karena berinisiatif datang ke tengah mereka. Bagi Rudolfus, seorang pemimpin harus datang dan melihat sendiri keadaan masyarakatnya agar tepat dalam mengambil kebijakan pembangunan. Sudah banyak sekali program pemerintah yang turun ke desanya tetapi selalu terkendala dalam pelaksanaannya karena tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Program pemerintah terutama dari dinas pertanian setiap tahun belum optimal direalisasikan karena ketidaksesuaian ini, katanya.

Dalam sambutanYance sunur menyatakan keprihatinannya atas apa yang dialami masyarakat Nuba Buto. "Saya mengelilingi hampir semua desa terpencil di Lembata dan keadaan masyarakat rata-rata sama. Semua mengeluh soal jalan dan saya sadari betul hal ini. Kondisi geografis dengan letak desa sangatberjauhan satu dengan lainnya di beberapa kecamatan membuat kita kesulitan membangun jalan yang sekian panjang hanya untuk menuju ke satu desa saja.Kita sudah mulai dengan proyek multi years tetapi ini tentunya tidak bisa serentak semua persoalan jalan bisa selesai dalam waktu dekat. Pemda berkonsentrasi untuk melakukan peningkatan jalan-jalan utama yang menghubungkan semua kecamatan dengan ibu kota kabupaten. Tetapi bukan berarti kita mengabaikan jalan ke desa-desa. Hari ini saya datang ke desa ini karena walaupun daerah kekurangan dana untuk infrastruktur jalan sampaike desa-desa terpencil seperti ini, tetapi desa yang paling sulit tentunya akan menjadi prioritas. Oleh karena itu hari ini saya datang karena mau rasakan sendiri. Tahun depan kita kerja jalan ke Nuba Buto, kata Yance.

Dalam dialog, selain jalan masyarakat juga mengeluhkan soal listrik yang sampai saat ini belum bisa dinikmati. Yance Sunur menjanjikan listrik tenaga surya yang akan direalisasikannya tahun depa untuk desa ini. Menurut Yance, Kalau kita pakai mesin listrik maka akan membebankan masyarakat karena harus menanggung biaya BBM. Pengalaman menunjukkan bahwa desa-desa yang telah menggunakan PLTD mengalami banyak kendala terkait BBM sehingga listrik lebih banyak macetnya. Sehingga Pemda akan mengusahakan listrik tenaga surya untuk desa-desa yang sangat membutuhkan termasuk desa Nuba Buto.

Sebagaimana kunjunganYance Sunur ke desa-desa terpencil lain di Lembata, jalan, listrik dan air untuk masyarakat yang sangat membutuhkan di desa-desa terpencil menjadi prioritas dalam kebijakan pembangunannya. Selain berusaha merubah wajah kota Lewoleba, sampai saat ini Yance Sunur rajin mengunjungi desa-desa untuk melihat dan mendengar langsung agar bisa mengambil langkah tepat untukmembantu masyarakat yang sangat membutuhkan ketiga infrastruktur dasar ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline