Lihat ke Halaman Asli

ferry koten

tukang tulis apa aja

Haram Kok Pintar!

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[Percakapan konyol]

Tok-tok-tok..

Garasi rumah yang memelihara seekor Anjing dan seekor Babi, diketok oleh seorang kurir pos.

Tiba – tiba berlari seekor Anjing menghampiri garasi tersebut dan kemudian membukanya.

Pak Pos           : Pagi,

Anjing             : Ough, ough...sambil menerima sebuah surat.

Setelah Pak Pos meninggalkan garasi, anjingpun kemudian berlari dan duduk di depan rumah sambil membuka surat tersebut. Tiba – tiba anjing tersebut kelihatan gembira.

Anjing             : Hore..saya mendapatkan surat petisi dari Pa Sultan Jogja untuk berhenti menyiksa atau membunuh aku!....hore-hore.

Babi yang sedari tadi melirik Anjing kebingungan melihat tingkah laku kerabatnya, akhirnya menghampiri.

Babi                : Ada apa Jing? Kok kelihatan bahagia banget?

Anjing             : Nih, lihat! Gimana ga bahagia (sambil menyodorkan surat itu ke Babi)

Babi                : O...ini. Aku baca ya?

Anjing             : Silahkan. Ga Masalah.

Babipun kemudian membacanya perlahan-lahan. Disimaknya kata per kata.

Babi                : Cuma ini kok bahagia sih?

Anjing                         : Ya iyalah...setidaknya aku naik satu peringkat. Dari yang “haram” ke yang “disukai”. Kau?

Babi                            : Loh...tapi kan masih juga menjadi binatang “haram” kan?

Anjing                         : Ya Iya sih!

Babi                : Emang kamu ga baca Jing, koran Tempo beberapa hari kemarin menulis kalau genetika saya lebih mirip manusia? Tapi aku biasa aja tuh!

Anjing             : Tapi ga “disukai” kan?

Babi                            : Ya iya. Karena itu kita berdua masih sama juga “diharamkan.”

Kirain kamu sudah “dihalalkan”.

Tapi kamu lebih beruntung Jing sudah dapat petisi. Aku belum nih! Gimana ya?

Anjing             : Makanya belajar biar pintar!

Babi                : Eh..Jing kamu lama-lama kasusnya kaya Kontes Miss World ya?

Anjing             : Kok mirip? Maksudnya?

Babi                            : Itu loh...kontes yang didemo biar ga jadi karena pamer aurat itu. Ingatkan?

Anjing             : O...yang di Bali. Ya aku ingat. Tapi mirip nya gimana?

Babi                            : Jing, Jing ...katanya pintar tapi kok tulalit juga....

Maksud aku mirip itu karena meskipun didemo, ahkirnya pendemonya itu “malu – malu ngintip”. Nah kalau kamu pendemonya itu “malu-malu suka!” Kan kamu haram. Gimana sih?

Mirip kan? Tuh...buktinya dibuatkan petisi!

Anjing             : Wahhhh boleh juga pikiran kamu! Cerdas kamu sekarang Bib!

Babi                : Ya, iya...biar dapat surat petisi juga lah. Masa kamu doang!

Tiba – tiba di depan muka kedua binatang tersebut, lewatlah sepasang kaki yang mungkin dari tadi mendengar percakapan ini.

Pemilik sepasang kaki itupun berguman “ Haram” kok pintar ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline