Seperti biasa di sore hari yang cerah ini Saya(penulis) tak mau kalah dengan anak2 zaman now yang dikit2 online di twitter akunnya masing2 (ya.. Iya dong! Masa online di akun orang lain, itu namanya hacker dong. Hehehe..).
Benar saja, begitu saya buka twitter yang terlihat pada timeline twitter saya adalah berbagai macam status Alay2an anak zaman sekarang, mulai dari upload selfy makan bakwan hingga naik motor boncengan mereka pamerkan.
Namun kali ini ada cuitan hasil retweet akun yang saya follow berbeda dari akun2 lainnya yang bermuatan kebencian. Seperti yang terlihat di bawah ini:
Ngaku Paling Pancasila di Socmed. pic.twitter.com/TFPAchEgEY--- Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) January 26, 2018
Tak tanggung2, ujaran kebenciaanya tersebut di tujukan kepada orang nomor 1 (satu) di Jakarta tak lain dan tak bukan Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tak pelak berbagai komentar para Warganet mengutuk 'aksi' tak bermoralnya tersebut di berbagai Social media baik di Twitter maupun di Facebook yang di unggah ulang oleh para Warganet lainnya yang geram atas ulah Sang Penebar kebencian tersebut yang 'bertopeng' di balik gambar dengan Caption "Saya Indonesia" dan "Saya Pancasila" seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Tak sampai di situ, ketika saya(penulis) menelusuri sumber kegaduhan yang di buatnya di Facebook, saya tak menemukannya. Kuat dugaan bahwa postingannya itu telah di hapus oleh si pelaku malah saya menemukan unggahan posting Warganet di Facebook dengan nama akun Mustofa Nahrawardaya New yang sama di twitter tengah mencari alamat si pelaku agar dapat di proses secara hukum yang berlaku, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Pantas saja mereka sangat geram kepada Akun Yulia Ho (Sang Penebar Kebencian) termasuk saya(penulis) sendiri ikut geram atas 'aksi' yang tak bermoralnya tersebut bukan hanya di tujukan kepada Gubernur DKI tapi juga ujaran kebenciannya itu di tujukan pula kepada tokoh ulama Umat Islam.
Mencoba saya(penulis) menelusuri di berbagai media sosial akun Yulia Ho lainnya, namun naif akunnya telah di kunci. Meskipun begitu tetap saja jejak digital akan tetap abadi.
Sungguh sayang seribu sayang, foto Profilnya bercaptionkan "Saya Indonesia" dan "Saya Pancasila" yang mengandung nilai luhur justru di gunakan sebaliknya. Semoga saja di kemudian hari dia(Yulia Ho) menyadari perbuatan buruknya dalam bersocial media dan yang terpenting tak mengulanginya lagi perbuatannya menebarkan kebenciaan kepada siapapun di Dunia maya maupun di Dunia nyata. Sehingga yang semula "Saya Indonesia" dan "Saya Pancasila" sekedar topeng atau jargon belaka menjadi betul2 menekat pada diri pribadinya. Amiin...
Catatan Tambahan yang penulis kutip dari Detik.com: