Lihat ke Halaman Asli

Bukan Sebatas Guru, tetapi "Lentera dalam Kegelapan"

Diperbarui: 6 Maret 2016   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="The Hero of 5 Maret"][/caption]Dua minggu lalu, saya memulai membangun gairah menulis, karena keseringan membaca beberapa tulisan senior saya yang sudah Go Public. Setelah tulisan saya yang pertama kemaren berhasil di muat di salah satu media masa online (Kompasiana), membuat gairah untuk menulis makin tergugah. Ada banyak tulisan yang terbayang di angan-angan saya. Tetapi semua impian itu berbanding terbalik dengan Action yang saya lasayakan, tak satupun tulisan saya hasilkan.

Kali ini saya memulai untuk membangkitkan kembali gairah menulis. Bertepatan dengan momen yang sangat berarti dalam hidup saya, tulisan ini menjadi persembahan saya untuk seseorang yang sangat berarti dalam hidup saya.

5 Maret adalah hari yang sangat berarti dalam hidup saya, hari dimana saya ditakdirkan lahir di Dunia ini, pada tanggal itu pula seseorang yang sangat saya sayangi dan cintai setelah kedua orangtua saya, beliau adalah M. Fuad.

M. Fuad adalah guru di salah satu SMA saya (MA Muhammadiyah 2 Banjaranyar, Bojonegoro). Beliau tidak hanya sekadar guru bagi kami, beliau bagai sebuah lentera yang menerangi jalan kami dalam kegelapan Dunia ini, Kegelapan ilmu, kegelapan akhlak, kegelapan moral, maupun kegelapan akan mimpi perjuangan. Beliau sangat berarti dalam hidup kami. Setiap bertemu beliau tidak pernah ada cerita pahit dalam hidup kami, selalu manis yang kami rasakan.

Beliau selalu menjadi motivator terbaik kami, yang mengajarkan kami tentang arti sebuah mimpi dalam hidup ini. Sebelum kami mengenal beliau, mimpi kami dalam hidup tak pernah terwujud, bahkan kami takut untuk bermimpi, karena sebagian besar dari kami berasal dari keluarga yang sederhana, bahkan sekolah kami juga tak semegah dan semewah sekolah Negeri yang selalu diperhatikan pemerintah.

Ketika kami dipertemukan di sebuah sekolah yang sederhana, namun penuh dengan mimpi-mimpi besar. Kami mulai berani bermimpi, berjuangan untuk mewujudkannya. Banyak prestasi yang kami raih, berkat motivasi dan semangat dari beliau. Ideologi hidup kami berubah 180 derajat. Dari anak desa yang biasa-biasa saja menjadi sang pejuang mimpi layaknya “Laskar Pemimpi”.

Tahun Kesedihan

[caption caption="The Hero of 5 Maret"]

[/caption]

2014 merupakan tahun kesedihan bagi kami semua, karena pada tahun inilah Tuhan memisahkan kami semua dengan pak Fuad. Tepatnya tanggal 10 Maret 2014, beliau meninggalkan kami untuk menuju surga. Momen ini menjadi momen yang paling menyedihkan dalam hidup kami, orang yang sangat kami sayangi pergi menuju surga disaat kami masih sangat membutuhkan motivasi dari beliau. Beliau meninggal Dunia akibat insiden kecelakaan bersama saya saat perjalanan pulang. Kami berdua masuk sempat masuk ruang IGD, dan akhirnya pada tanggal 10 maret dini hari, beliau menghembuskan nafas terakhir.

Seluruh siswa, guru, alumni, dan kerabat maupun sahabat beliau sangat terpukul atas kabar meninggalnya beliau. Kami semua merasa ini hanya sebuah mimpi buruk, dan masih tidak percaya akan takdir Tuhan. Selama satu bulan kami semua masih belum bisa menerima kenyataan ini. Sekolah kami pun berubah dari yang penuh keceriaan dan semangat menjadi kesedian dan putus asa. Mimpi-mimpi kita pun hanya menjadi impian yang tak akan terwujud, karena semangat kami untuk memperjuangkannya sudah luntur dan sirna. Kemudian,  ada beberapa guru yang mulai menyadarkan kami untuk kembali bangkit dari kesedihan ini. Karena beliau pasti juga sedih jika kami tidak melanjutkan dan mewujudkan mimpi kami dan beliau. Perlahan-lahan kami mulai bangkit untuk memperjuangkan mimpi-mimpi kami bersama beliau yang pernah kami tuliskan di sekolah ini.

Motivasi adalah Warisan Abadi

[caption caption="The Hero of 5 Maret"]

[/caption]

Semasa hidupnya beliau tak henti-hentinya menasehati kami, membimbing kami, dan memotivasi kami dalam semua hal. Motivasi menjadi warisan beliau yang sangat berharga dalam hidup kami, dan karena itu pula kami mulai bangkit dan berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpi kami bersama beliau. Berawal dari kesederhanaan, menjadi semangat yang berkobar. Mimpi-mimpi yang impossible akan jadi possible jika diperjuangkan. Kami bersama-sama berjuang untuk mewujudkannya, layaknya “Laskar Pemimpi”. Karena kami percaya bahwa “Hasil tidak akan menghianati Usaha”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline