Lihat ke Halaman Asli

Parpol Lapar

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14131088541433650444

politik di indonesia selalu membuat penasaran banyak orang, dan kali ini saya ingin membahas tentang PARPOL LAPAR yang menarik menurut saya.

Parpol di indonesia rata-rata haus dan lapar akan kekuasaan, seperti yang banyak di beritakan di media sosial internet,tv. Berita terbaru yang beredar di kubu kualisi merah putih (KMP) ataupun di kubu jokowi yang sedang getir-getir nya memperebutkan kursi parlemen yang akhirnya di menangkan oleh kubu kualisi merah putih (KMP),walupun juga banyak yang menyebut bahwa hasil tersebut berbau kontroversi, di kalangan kubu kualisi merah putih (KMP),dan mirisnya lagi ada parpol yang tidak kebagian kursi dan akhirnya di kabarkan hengkang, dan memilih kualisi lain, kabar tersebut masih simpang siur sampai sekarang.

Kemarin Saya membaca berita di media sosial dan blog-blog, dan ternyata yang lagi hangat nya, berita tentang kemenangan kubu kualisi merah putih (KMP) merebut kurang lebih 63% kursi parlemen dan kursi tersebut di duduki parpol antara lain (Gerindra,PKS,PAN,GOLKAR,PPP,Demokrat) yang dari kabar tersebut memilih berada di luar pemerintahan hasil PILPRES 2014.

14131087761703212546



Walaupun hasil ini masih bersifat sementara, karena masih ada kemungkinan para elemen ‘hijrah’ ke pemerintahan akibat tawaran jatah menteri, namun kuatnya oposisi ini di sambut positif oleh pengamaat politik. Bagaimana kelanjutan kisah nya?, semakin penasaran?, simak baik-baik ya guys.

Dalam diskusi “bukan parlemen biasa” di cikini jakarta sabtu (11/10), aktor yang tidak asing lagi dan sering muncul dalam diskusi politik, Sebastian Salang berkata, “Dengan itu, parlemen akan semakin kuat dan kontrol terhadap pemerintah makin kuat. Mestinya berefek positif karena ruang terjadi perselingkuhan legislatif dan eksekutif itu kecil," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) tersebut.

Tetapi beliau tidak yakin dikotonomi politik yang sekarang dapat bertahan lama, yah kalau menurut saya, mungkin karena parpol sekarang banyak yang tidak konsisten banyak yaang ‘PHP’ bahasa gaul nya haha, berikut menurut pak sebastian salang, “selama "kue kekuasaan" yang besar belum habis dibagi maka semua orang yang punya kepentingan sama pasti akan bersatu. Keren.

Sejauh ini yang membuat KMP bersatu karena masih adanya jabatan-jabatan di alat kelengkapan dewan yang masih belum habis di bagi. yang saya ketahui jabatan itu adalah pimpinan komisi atau pimpinan Badan Anggaran (Banggar).

“Setelah semua terisi, sudah dapat di pastikan bahwa KMP akan terpecah. apakah ada alasan bersatu setelah semua kursi habis?, karakter Parpol di indonesia kan haus dan lapar akan kekuasaan,maka kalau ada yang kasih permen makaa pasti akan di ambil”, ujar pak sebastian.

14131089211945788529



Mungkin bisa di simpulkan, bahwa parpol di indonesia sudah tidak memiliki ideologi lagi, Kecuali uang dan kekuasaan. Banyak faktor, di antara nya kondisi keuangan dan moral (atitude) juga berpengaruh, mereka para politisi juga manusia mungkin karna itulah mereka lapar akan kekuasaan, dan kemewahan fasilitas, format demokrasi yang membuat parpol semakin berlomba” merebut kekuasaan.

Sebaliknya fungsi Parpol seperti edukasi kader, recruitmen, dan agregasi menjadi macet.

Tidak bisa dipungkiri Sistem demokrasi saat ini lahir dari uang dan masa, jadi parpol mungkin memilih merekrut preman yang mempunyai masa, di banding profesional sarjana yang tidak punya uang dan masa. Hahaha memang dari dulu uang selalu bicara.demokrasi seperti ini membuat sebagian PNS dan dosen sulit untuk masuk dunia politik, kecuali yang berduit tentunya. fungsi DPR seperti legislasi, kontrol dan budgeting seharusnya memerlukan orang pandai dan miliki integritas yang tinggi.

Kita sebagai rakyat kecil, hanya bisa berharap agar bangsa ini menjadi bangsa yang hebat dan dapat bersaing dengan bangsa lain suatu saat nanti, dan semua itu tidak akan terwujud kalau masih ada tikus-tikus negara yang meresahkan rakyat tersebut masih banyak berkeliaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline