Lihat ke Halaman Asli

Ferry Nalle

Seorang Penulis Dasar

Bisikkan Semeru

Diperbarui: 6 Desember 2021   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ceriaku masih sama kala senja tiba.
Sembari duduk di bawah rindangnya cemara.
Ditemani sajak-sajak indah dari para dara.
Menyejukkan rasa, menyegarkan jiwa, meneduhkan raga.

Si jingga tiba-tiba menua.
Ditemani gemuruh debu dan suara teriak para manusia.
Awan gelap bercampur kilat, menakutkan dunia.
Mencekam, tak sampaikah suaraku pada-Nya?

Ku palingkan wajah menuju sang puncak yang berkabut.
Percikan merah terus keluar dari dalam perutnya.
Derasnya hujan dan lava yang mengalir kembali bertaut.
Meresahkan, membingungkan, mengundang tanya.

Ku teruskan langkah dalam ketidakpastian.
Walau lelah hayati kian memuncak.
Doaku terucap untuk mereka yang berlindung dalam harapan.
Di tengah harmoni alam yang senantiasa bergejolak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline