[caption id="attachment_171392" align="aligncenter" width="473" caption="mobil isi premium motor isi pertamax"][/caption]
sepertinya program pemerintah dengan menganjurkan mobil isi pertamax dan motor tetap menggunakan premium. tidak berjalan sebagaimana mestinya malah yang terjadi adalah sebaliknya seperti yang terlihat mobil diisi premium sedangkan motor diisi pertamax. wah kayanya dunia sekarng selalu dibalik, yang dianjurkan tidak ditaati.
ya tidak ada yang salah disini, setiap warga negara bebas memilih, toh disini juga tidak ada undang undang nya siapa yang boleh dan tak boleh. yang jelas disparitas harga premium dengan pertamax menjadikan orang akan lebih memilih premium ketimbang pertamax. semenjak pertamax.
yang memakai mobil adalah kalanagan menengah keatas ya harga mobil medium seharga 200 juta lebih seperti gambar adalah ya paling tidak dia adalah pengusaha, dan para pejabat. kalau rakyat jelata mah paling bisa ya beli motor itupun harus kredit selama 3 tahun.
tapi menganjurkn pengendara motor memakai pertamax lebih mudah dari pada pengendara mobil. hampir duajam saya iseng di spbu ini tidak ada mobil yang isi pertamax.
sebenarnya dari pada susah untuk menaikan harga premium, mengapa harga pertamax saja yang disubsidi sekian rupiah sehingga pengendara mobil beralih ke pertamax. dengan sisitem ini diharapakan semua kendaraan pribadi memakai pertamax yang disubsidi juga walaupun sedikit, atau dengan nama pertamax min tp nilai oktanya dikurangi menjadi 91 . dan harganya disubsidi. kalau harga jual antara 6000 sampai 7000 rupiah saya kira masayarakat tidak kebaratan untuk membelinya,
sedangkan premium hanya di berlakukan untuk angkutan umum plat kuning, dengan sistem pembelian kuota perhari. dimana setiap mobil angkutan umum dalam kota diberi premium atau solar berpa liter sehari misal 40 liter perhari bila dia membali lebih dr 40 liter perhaari maka harus membeli pertamax min
pembuatan smart card untuk subsidi ini, tidaklah terlampau sulit hanya perlu chip seperti atm, seperti kita beli kartu diarena bermain sesudah dipakai akan terpotong dengan sendirinya kuota tersebut. dan setiap spbu di berukan alat recordnya. selain untuk kartu subsidi kartu ini bisa digunakan sebagai id angkutan umum. sehingga pihak dishub semakin mudah untuk mengontrol taksi gelap yang sekarang ini marak.
harus ada solusi, bukan tarik ulur dipemerintah dan dpr yang tidak pernah selesei. istilahnya ada subsidi 1 dan ada subsidi 2, kita butuh pendanaan buat insfrasrtutur seperti jalan jembatan dan sekolah sekolah yang rusak. bila dana subsidi ini bisa untuk membangun bebarapa jembatan atau beberapa jalan, kan dampak luasnya ke masyarakat.
walaupun saya pakai motor, saya siap untuk beralih ke angkutan umum bila angkutan umum bisa cepat seperti di singapura, yang transportasi publiknya bagus.
terimaksih semoga bermanfaat
salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H