Lihat ke Halaman Asli

Jangan Remehkan Instruksi Teknis dalam Psikotes

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13305854001942730801

Bukan hanya bagi pelamar kerja, bagi yang sudah bekerja dan mengingikan kenaikan jabatan, ketika menghadapi salah satu tahap screening (seleksi) yaitu psikotes, selalu ada tantangan mental sendiri. Mereka sudah mempersiapkan semua dengan baik tetapi kecewa dengan hasil akhir. Baiklah, kemampuan mereka memang sudah mumpuni dengan kriteria yang diinginkan tetapi itu bukan menjadi tolak ukur mutlak. Ketika psikotes, semua hal diuji, termasuk hal-hal yang bersingggugan dengan ketentuan teknis.

[caption id="attachment_164070" align="aligncenter" width="590" caption="Suasana psikotes calon KASATRESKRIM se Jawa Tengah 2011 (dok. Ferry Silitonga)"][/caption]

Ketentuan teknis di dalam psikotes menjadi sangat penting karena ini menjadi acuan dasar pertama sebelum kita memulai perang dengan yang namanya psikotes. Walaupun terlihat remeh dan sederhana, hal ini tidak boleh diabaikan. Salah sedikit di bagian ini, bisa berarti seluruh tes yang kita kerjaan tidak berguna, alias sia-sia, karena kita telah kalah lebih dahulu sebelum perang.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, identitas. Ini menjadi aspek pertama yang sangat penting. pada setiap psikotes jangan langsung terfokus pada soal-soalnya, tetapi perhatikan identitas dengan seksama, karena tidak ada gunanya kita mengerjakan semua jika identitas kita tidak ada atau salah. Kita sendiri yang rugi.

Hal ini sangat sering terjadi. Setiap kali aku menjadi asisten psikolog dalam sebuah psikotes, kejadian seperti ini dipastikan akan ada. Masih lumayan jika yang identitasnya tidak lengkap hanya 1 orang, tingaal lihat di daftar absen, beres. Tetapi jika ada beberapa orang, tentu saja ini menyulitkan. Jika seperti ini kejadiaanya, bisa saja merupakan teknik peserta tersebut untuk melakukan cheat (kecurangan), mengganti miliknya dengan orang orang lain. Kejelian asisten dan psikolog sangat diperlukan disini.

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="(49tips.com)"]

(49tips.com)

[/caption] Kedua, taati peraturan dan tata tertib. Biasanya, sebelum psikotes dimulai, asisten atau psikolognya terlebih dahulu akan membacakan serangkaian tata tertib selama berlangsungnya psikotes. Misalnya, bekerja setelah ada instruksi mulai dan berhanti setelah ada aba-aba stop. Kembali aku ingatkan, jangan remehkan tata tertib ini karena itu tidak dibuat hanya sebagai formalitas saja.

Terkadang, bekerja sebagai asisten ini cukup berat juga, dilemma antara subjektifitas (kasihan) dan profesionalisme. Beberapa waktu lalu ketika psikotes CAKAMAD (Calon Kepala Madrasah) se Jawa Tengah dengan terpaksa aku harus mencoret sekitar 5 nama peserta karena tidak mematuhi peraturan.

Ada seorang ibu yang yang sudah beberapa kali diingatkan tetapi tidak patuh juga. Lucunya lagi, harus ada kejadian tarik menarik antara aku dengan ibunya, sampai kertas jawabannya bolong karena ibu tersebut tetap memaksa mengerjakan nomor yang tersisa sedangkan waktu sudah habis.

Bagi peserta yang melanggar ketentuan dan tata tertib ini biasanya tidak ada keringanan hukuman. Peserta bisa langsung didiskualifikasi (tertutup) jadi semua pekerjaannya akan sia-sia. Langkah ini bukan berarti kejam, tetapi dalam sebuah psikotes, kedisiplinan kita juga diuji. Jika tidak bisa menaati peraturan sederhana seperti ini, prediksinya akan cenderung negatif untuk peraturan yang lebih rumit ketika orang tersebut bekerja sesuai dengan posisinya.

Ketiga, perhatikan instruksi setiap tes. Setiap tes psikologi itu unik. Ini berarti dalam pengerjaannya antara tes satu dan tes lain bisa berbeda. Biasanya dan memang harus sebelum tes dimulai, testernya akan mengarahkan instruksi cara pengerjaan tes tersebut. Pada bagian ini, kita memang harus hati-hati jika tidak ingin ketinggalan.

Bahkan, ada beberapa tes yang memiliki beberapa bagian dan setiap bagian memiliki instruksinya masing-masing. Jadi, jika waktu telah habis dan disuruh ke bagian selanjutnya,  sebaiknya langsung dilakukan. Kerena telat mengikuti petunjuk, kita bisa tersesat, tidak tahu cara mengerjakannya sama sekali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline