Tragedi Tugu Tani Jakarta masih belum lekang dari ingatan. Musibah kecelakaan yang merenggut 9 nyawa dan 3 orang terluka tersebut masih menjadi pembicaraan hangat terlebih kondisi tersangka yang dikabarkan sedang dapat keadaan “mabuk” oleh obat-obat terlarang semakin menambah ironis musibah ini.
[caption id="" align="aligncenter" width="605" caption="Gradually Falling Asleep In Apathy of Unconsciousness by Paulo Zerbato (fineartamerica.com)"][/caption]
Tapi, apa sih sebenarnya yang menjadi penyebab seseorang menggunakan narkoba? Ada banyak teori dan kemungkinan yang bisa digali, bisa dari luar individu tersebut, seperti lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan pola asuh orang tua. Bisa juga dari dalam diri individu, seperti kepribadian, motivasi, kognitif, dll. Gabungan kedua bentuk ini akan membentuk psychological state atau kondisi psikologis seseorang yang biasa disebut dengan dinamika psikologis seseorang.
Sebenarnya, apa keunggulan yang ditawarkan oleh narkoba sehingga banyak orang terpikat olehnya? Dari sekian banyak jenis narkoba, beda jenis, beda juga efeknya, tapi ada satu efek yang sama dan sekaligus senjata utama narkoba, yaitu efek yang bisa membawa pemakainya masuk ke alam bawah sadar, tidak sadar, unconsciousness, “mabuk”. Disinilah letak kenikmatan memakai narkoba.
Mengapa berada dalam keadaan tidak sadar itu menjadi nikmat? Jawabannya, tentu saja. Sesuai dengan teori Freud, bapak penemu unconsciousness, dimana kepribadian manusia dibagi menjadi 3, yaitu id, ego, dan superego.
Kondisi tidak sadar itu merupakan bentuk id. Id merupakandorongan untuk melakukan apapun yang kita inginkan secara bebas tanpa ada halangan karena berada di alam bawah sadar. Dalam kondisi ini kita akan merasakan kesenangan tanpa batas, tidak ada beban, tidak ada tekanan, yang ada hanya kenikmatan dan kepuasaan. Oleh karena itu id dikenal dengan prinsip kesenangan.
Pada bagian inilah yang ditawarkan oleh narkoba. Ketika seseorang merasa tertekan, stress, punya banyak masalah, bertengkar dengan istri dan rekan dikantor, putus dengan pacar, dan masalah-masalah lainnya, manusia akan cenderung mencari kenyamanan, keamanan, kenikmatan, dan keinginan melupakan semuanya. Pada saat ini dorongan id semakin besar dan orang yang tidak bisa mengontrolnya akan jatuh ke jurang NARKOBA.
Setelah menggunakan narkoba, kita akan dibawa masuk ke alam bawah sadar, kita akan merasa melayang, tidak ada masalah, segala beban seperti musnah, dll. Kita tidak sadar apapun yang terjadi dilingkungan kita, yang ada hanya kita dan kesenangan kita sendiri. Tak heran, ketika ada orang lain sedang dengan santai berjalan dipinggir jalan kita anggap sebagai penghalang atas kenikmatan dan kesenangan kita memacu adrenalin dengan menginjak gas dan menaikkan kecepatan. Hanya untuk membebaskan diri kita sendiri, korban pun berjatuhan.
Hal ini jugalah yang membuat pemakai narkoba ketagihan. Efek narkoba hanya sementara, ketika individu sudah sadar dan kembali ke dalam realita, tekanan dan stres kembali datang. Akhirnya pengguannya diulangi untuk menciptakan kembali kesenangan semu tadi. Semakin lama dosis semakin besar karena kenikmatan itu tiada batas.
Terkait dengan psychological state tadi, masih ada dua aspek lagi, ego dan superego. Ego merupakan prinsip realita dan superego merupakan prinsip moral. Kedua aspek ini bisa saling membantu untuk mengontrol dorongan id.
[caption id="" align="alignright" width="360" caption="gazeta.univ.kiev.ua"]
[/caption] Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita tidak bisa menghalangi dorongan id, yang bisa kita lakukan hanyalah mengontrolnya dengan memperkuat ego dan superego. Dengan memperkuat ego, kita akan bisa memahami mana respon yang sesuai dengan masalah kita.
Ketika kita di, PHK maka berpikirlah logis, karena pekerjaan itu tidak bisa memaksimalkan potensi kita, berarti ada pekerjaan lain yang lebih sesuai. Ketika kita stres memikirkan banyak masalah, berpikirlah logis bahwa selalu ada jalan keluar, ada orang-orang disekitar kita yang siap membantu, teman, sahabat, orang tua, dll, bukan dengan respon impulsif seperti yang dilakukan oleh id, ingin segera menyelesaikan masalah dan akhirnya memakai narkoba.
Superego bisa dikuatkan dengan pendekatan secara rohani kepada Tuhan. Setiap agama punya prinsip-prinsip positif baik yang berupa larangan dan hukuman yang bisa berfungsi sebagai pengontrol id. dengan superego kita kan tahu, bahwa ternyata menyelesaikan masalah dengan narkoba dan cara instan lainnya adalah salah, sehingga kita sadar (tidak dalam keadaan unconsciousness) untuk tidak melakukannya.
Manusia memang penuh dengan kekuarangan, tapi yakinlah setiap orang punya kekuatan positif. Demikian juga, kita semua mempunyai kekuatan positif untuk mengatasi masalah, tanpa jatuh dan hancur di tangan NARKOBA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H