[caption id="attachment_252574" align="aligncenter" width="576" caption="Andrew McMahon - Matt Pond - Laura Stevenson"][/caption] Jika mendengar kata ular, pasti satu hal yang terpikir dalam benak sebagian besar manusia adalah binatang melata nan ganas, menakutkan, dan sedikit menjijikan. Bagaimana tidak, taringnya yang tajam dan berbisa, lilitannya yang kuat, serta tubuhnya yang panjang, bersisik, dan gesit saat bergerak menjadikan ular sebagai predator yang terkenal mengerikan, menjijikan, dan kejam saat memangsa buruannya. Tak heran jika pada akhirnya citra ular sebagai binatang terganas pun diamini oleh sebagian besar umat manusia di dunia. Lalu kenapa dalam kalender China ada shio ular yang terkenal dengan citra ganasnya itu? malahan, binatang kucing yang sangat lucu dan dekat dalam kehidupan manusia tidak disertakan dalam kalender tersebut. Kita tahu bahwa dalam kebudayaan China ada yg namanya dualisme; Yin dan Yang contohnya, atau sesuatu yang lebih sederhana seperti siang dan malam misalnya. Hal seperti itu dapat ditemukan pula dalam sifat-sifat binatang yang ada dalam 12 shio hewan dalam kalender China. Jika ada hal negatif, pasti ada hal yang positif yang dapat ditemukan agar terjadi suatu keseimbangan. Dan dalam lambang seekor ular, ada hal positif yang dapat memberikan pelajaran kepada umat manusia. Jadi tidak selamanya citra ular itu senantiasa negatif. Toh nyatanya, Slytherin yang berlogo ular pun memiliki tokoh yang ternyata berniat baik kepada Harry Potter. Jika kita pernah menonton Geographic Channel atau belajar Biologi saat masih duduk di bangku SMP dulu, maka kita akan mengenal adanya fase pengelupasan kulit pada ular. Layaknya hewan-hewan melata yang lain, ular pun mengalami pengelupasan kulit dalam kehidupanya. Dalam fase tersebut, saat sang ular mulai tumbuh lebih besar, maka ia akan mengelupaskan kulitnya yang lama dan menggantinya dengan kulit yang baru. Yang membuatnya unik, karena ular tidak memiliki tangan ataupun kaki, maka untuk melepaskan kulit yang telah terkelupas, sang ular harus melewati semak-semak berduri terlebih dahulu agar kulit yang terkelupas tersangkut dan lepas dari tubunya. Jika tidak dilakukan, maka sang ular tentu tidak akan tumbuh lebih besar dan akan senantiasa terganggu dengan kulitnya yang lama. Bisa dibayangkan, betapa sakit dan menyiksanya sang ular untuk sekedar mengganti bajunya yang usang menjadi baru. Dari hal sederhana tersebut, hewan seperti ular telah diberikan insting oleh Sang Pencipta untuk memberikan pelajaran berharga kepada makhluknya. Yakni bahwa makhluk hidup, dan tentu saja manusia, harus mampu untuk menyambut hal yang dinamakan perubahan (dalam kasus ular, merubah kulit yang lama dengan kulit yang baru). Karena perubahan (perubahan menuju kebaikan tentu saja) itu diperlukan untuk pertumbuhan makhluk hidup itu sendiri. Lalu bagaimana jika kita tidak mampu untuk menyambut perubahan? sama seperti sang ular, manusia seperti kita tidak akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dan akan selalu terganggu dengan masa lalunya apabila mereka menolak perubahan. Dan apabila dikaitkan dengan tahun ular, maka cerita di atas menjadi alasan yang rasional bagi saya untuk mengatakan bahwa tahun ular kali ini menjadi fase perubahan dalam kehidupan umat manusia, dan saya pada khususnya. Tentu perubahan ke arah yang lebih baik serta perubahan untuk mencapai pertumbuhan menuju ke kedewasaan yang lebih matang. Selain berkomitmen dengan perubahan dalam kehidupan personal saya, fase perubahan juga saya temukan dari tiga band yang senantiasa berada di urutan 20 besar artist/band yang sering saya dengarkan. Mereka adalah Andrew McMahon (Jack's Mannequin), Matt Pond (Matt Pond PA), serta Laura Stevenson (Laura Stevenson and the Cans). Entah ini hanya kebetulan semata atau memang kehendak semesta yang menyamakan waktu perubahan tersebut dan mempertontonkannya kepada saya. Namun apapun itu semua, bagi saya perubahan tersebut telah berhasil mengejutkan saya. Perubahan Format Cerita dimulai dari berita menyesakkan di bulan November tahun 2012 silam, dimana Andrew McMahon mengumumkan dalam websitenya konser terakhir dengan Jack's Mannequin. Ditambah lagi, tidak ada kejelasan akan terbentuknya kembali band piano rock terdahulunya Something Corporate. Jujur, inilah salah satu berita paling menyesakkan bagi saya di tahun 2012 kemarin. Dalam rilis websitenya, dia mengumumkan akan melanjutkan hidupnya serta akan lebih banyak memposting hasil jepretan foto Instagram miliknya. Saya sempat curiga, jangan-jangan bubarnya Jack's Mannequin disebabkan karena terlalu sibuknya Andrew bermain Instagram (damn you Instagram!). Namun saya bisa bernapas lega setelah beberapa hari yang lalu saya membaca di akun twitter miliknya bahwa Andrew akan melepas album EP-nya tanpa alias di tahun ini. Kemudian di awal tahun 2013 kemarin, salah satu band indie rock favorit saya Matt Pond PA dengan tegas menghilangkan embel-embel PA di belakang namanya. what seriously? yup, meski merilis album baru di bulan Februari kemarin, tapi tidak ada lagi huruf kapital PA di belakang nama Matt Pond. Mungkin bagi orang lain, hal seperti ini terdengar sepele, namun bagi saya pribadi hal ini tidak sesepele kelihatannya. Mengapa? karena embel-embel PA alias Pennsylvania itulah yang menjadikan band besutan Matt Pond memiliki ciri khas dan terdengar berbeda dari band-band indie rock kebanyakan. Bayangkan saja, nama lengkap sang penyanyi ditambah dengan inisial negara bagian dimana ia berasal. Unik, berbeda, dan keren menurut saya. Saya mengira dua hal tersebut sudah cukup mengejutkan saya di awal tahun. Namun ternyata tidak hanya sampai di sana saja. Di bulan Februari (atau Januari akhir), kabar yang menggemparkan saya dapatkan lagi. Kali ini dari band bervokalis wanita, Laura Stevenson and the Cans. Saya bilang menggemparkan karena selain mengeluarkan album di bulan April besok, Laura Stevenson akhirnya meghilangkan nama 'and the Cans' di belakang namanya. (ARGHHH.. kenapa banyak sekali yang merubah nama band mereka di tahun ini?!) Jujur, satu hal yang membuat saya pertama kali tertarik untuk mendengarkan band tersebut ialah nama 'and the Cans' di belakang nama Laura Stevenson. Selain nama Laura Stevenson itu sendiri yang terdengar sangat cantik, embel-embel 'and the Cans' dibelakangnya menjadikan nama band asal Brooklyn, New York tersebut terdengar solid dan enak saat diucapkan. Hidup terus Berlanjut Meskipun sangat kecewa mengetahui perubahan mendadak tersebut, tapi apa daya, toh ketiga artis kesayangan saya akhirnya tetap menghilangkan nilai plus dalam nama panggung mereka. Jadi bagaimanapun kecewanya para fans (terutama saya), tetap saja para fans dan saya harus beradaptasi dengan perubahan itu. Hidup terus berlanjut kan? dan setidaknya Andrew, Matt, dan Laura tidak 100% meninggalkan industri musik yang selama ini telah mereka tekuni. Mereka tetap akan menulis lagu, bernyanyi, dan tampil di hadapan para fansnya di panggung. Ok, cukup sudah untuk hal-hal yang saya sesali namun tidak dapat saya rubah. Kali ini, saya akan memberikan nilai positif apa yang dapat saya ambil dari perubahan nama dari ketiga artist tersebut. Tentu perubahan tersebut berarti penanda kembalinya mereka ke industri musik dengan album baru mereka masing-masing. Matt Pond kembali melepas album untuk kesekian kalinya dengan judul The Lives Inside the Lines in Your Hand, Laura Stevenson dengan Wheel di bulan April mendatang, dan Andrew McMahon dengan EP nya yang akan segera dirilis di tahun ular ini. Tidak hanya album baru saja yang ditawarkan, namun gaya bermusik mereka pun juga mengalami sedikit perubahan yang baik menurut saya. Kali ini musik yang mereka ciptakan lebih mudah untuk didengarkan saat pertama kali mencoba, ketimbang album-album terdahulu yang harus didengarkan berulang kali agar bisa dinikmati. The Lives Inside the Lines in Your Hand milik Matt Pond terdengar lebih catchy dengan suara gitar dan drum yang lebih tegas serta mendominasi. Bisa jadi, para pendengar yang belum kenal Matt Pond sebelumnya akan jatuh hati seketika saat mendengarkan album tersebut. Wheel milik Laura Stevenson pun sepertinya juga memiliki formula yang sama yang mampu membius seketika para pendengar awam. Meski album terbarunya baru akan dirilis bulan April mendatang, namun miniatur album (EP) yang terdiri dari 3 lagu yang telah dirilis bulan Februari kemarin menunjukkan kepada saya betapa indahnya materi terbaru milik Laura Stevenson. Bisa saya simpulkan bahwa materi-materi tersebut terlalu bagus untuk menjadi materi album indie. Dan yang terakhir, saya belum tau seperti apa album EP Andrew McMahon yang akan dirilis tahun ini. Yang saya tahu, album EP tersebut berjudul The Pop Underground, berisi 4 lagu, dan sekarang tweet tentang keberadaan EP tersebut telah dihapus. Tapi satu hal yang pasti, album tersebut pasti akan lebih bagus dari album-album sebelumnya. Apa alasan saya? ya saya hanya yakin saja bahwa Andrew tidak akan mengecewakan para fans-ya untuk kedua kali. Selain itu, satu hal positif lagi yang bisa saya dapatkan dari bubarnya Jack's Mannequin dan Something Corporate ialah, kemungkinan besar Andrew akan lebih leluasa menyanyikan lagu dari kedua bandnya terdahulu saat konser. Toh sekarang dia tidak lagi dibentengi oleh nama Jack's Mannequin atau Something Corporate. Jadi sah-sah saja bagi Andrew untuk menyanyikan lagu ciptaannya sendiri dari kedua band tersebut. Akhir kata, karena perubahan adalah hal yang pasti, maka memang tidak ada salahnya untuk menyambut sesuatu yang dinamakan perubahan, asalkan perubahan tersebut menuju ke arah yang lebih baik. Meski sulit pada awalnya, tetapi jika dapat dilalui dengan ikhlas niscaya akan ada sesuatu yang menarik yang akan didapatkan. Dan di tahun ular inilah, hal yang dinamakan dengan perubahan sekali lagi ditegaskan dan dingatkan kepada kita semua untuk lebih diyakini akan kebaikan setelahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H