Lihat ke Halaman Asli

The Rip Tide by Beirut: Saat Indie Rock Bertemu dengan World Music dan Menjadi Sedikit Pop

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Entah kenapa album teranyar Beirut sangat nge-pop dan easy-listening dibanding album terdahulu. apakah karena sekarang Beirut sudah go mainstream? atau sudah terlalu populer dan banyak penggemarnya? jika go mainstream, maka dugaan in sepertinya kurang kuat, mengingat label yang menaungi The Rip Tide itu sendiri (Pompeii Records) juga bukan label major. jika alasanya karena Beirut sudah lumayan populer, maka bisa jadi inilah alsan yang masuk akal. meskipun musik yang diusung Beirut terkesan easy-listeing, namun bukan berarti musik yang dimainkan jauh lebih buruk dari standar. yang pasti album Beirut kali ini tidak kalah dibanding dengan album terdahulu. lagu semisal A Candle's Fire misalnya, sebuah lagu pembuka yang easy-listening yang tidak memerlukan banyak energi untuk memahami dan menikmati. tinggal duduk dan dengarkan, dan anda pun akan menikmati alunan musik Beirut dengan sendirinya. lagu kedua yang berjudul Santa Fe, juga layak untuk didengarkan. dengan warna yang lebih ceria, musik ini pun mampu membuat pendengarnya untuk sedikit bergoyang (atau setidaknya mengetukkan jari mengikuti beat dalam lagu ini). selain itu, lagu ketiga dan keempat, East Harlem dan Goshen pun juga tidak kalah menarik. saya akhirnya sempat menduga bahwa Beirut sepertinya mencoba membombardir pendengarnya dengan 4 lagu menarik di awal album, agar pendengar setia mendengarkan lagu-lagu berikutnya hingga selesai. meski terkesan easy-listening, namun bukan berari Zach Condon melupakan akar musiknya. dengan setia, Zach Condon memainkan musik indie rock dengan iringan ukulele dan orkestranya. brass section sebagai resep utama tetap dijumpai dalam The Rip Tide, dan tentu saja nuansa semenanjung Balkan dan musik Gypsy pun tetap dapat ditemukan di album dengan cover yang sangat sederhana ini. berbicara tentang cover album, saya pun teringat sebuah review album di majalah National Geographic. dalam review tersebut, dikatakan bahwa di balik cover albumnya yang sederhana tersimpan musik yang brilian. meski saya tidak menganggap lagu-lagu di album ini brilian, namun setidaknya album ini layak untuk didengarkan. walapun hanya terdiri dari 9 lagu saja, namun setidaknya 9 lagu tersebut sudah mampu mengobati penggemar musik Beirut. hanya saja kali ini, mereka akan menemukan sesuatu yang sedikit berbeda; sesuatu yang lebih nge-pop. jadi jika mengharapkan musik experimentall seperti A Scenic World atau musik nostalgi layaknya Postcard from Italy dari album Guleg Orkestar (2006) bisa dipastikan mereka tidak akan mendapatkannya.

Ferrial Pondrafi written on January 2012, published on 19 January 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline