Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Takut pada Imajinasi?

Diperbarui: 29 September 2023   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Imajinasi dan penghayatan. Keduanya adalah dua sisi pada keping yang sama. Lihatlah bagaimana menghayatinya seorang anak yang berimajinasi menjadi seorang gerilyawan ketika sedang bermain perang-perangan meski hanya 'bersenjata' dahan pohon pisang.

2. Dalam skema imajinasi-penghayatan, proses bermain lebih memainkan peranan penting ketimbang hasil menang dan kalah. Proses disini tentunya bicara soal kegembiraan. Bila kita memakai contoh bermain perang-perangan sebagaimana diungkap di awal, mendesain 'senapan' semenarik mungkin, menyusun taktik perang dilorong-lorong gang, memakai kostum adalah hal yang terutama. 

3. Namun lambat laun, kegembiraan imajinasi-penghayatan ini sekarat. Dalam beberapa kasus yang saya temui bahkan takut untuk berimajinasi. Memang apa salahnya dengan berimajinasi/bervisi? Apalagi untuk kepentingan manusia dan kemanusiaan.

4. Potensi kreatif-imajinatif seyogianya tidak diberangus oleh potensi berfikir logis-analitis-sistematis. Keseluruhannya patut saling bahu membahu dalam membangun dunia yang lebih baik untuk diwariskan kepada generasi penerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline