Lihat ke Halaman Asli

Jakarta Banjir, Jokowi Banjir Cacian, Tapi Mereka Salah

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13895512271646483037

[caption id="attachment_305640" align="aligncenter" width="448" caption="sumber foto Berita Jakarta.com"][/caption]

Jakarta banjir... oh ya mudah mudahan cepat surut.. dan Pemda menyelesaikan proyek penanganan lebih cepat lagi tahun ini.. dan mudah mudahan tidak ada tindakan emosional dari aparat, semua fokus menyelesaikan tugas berdasarkan tupoksi nya.. lalu Jokowi? loh kenapa dengan jokowi? dia gagal dong, dia ga pantas jadi presiden.. itu kesalahan berpikir Anda.. jokowi ahok memang gagal menangani banjir dalam satu tahun.. gagal dalam satu tahun ingat itu.. dan itu kondite buruk bagi standarnya memimpin dalam satu tahun.. tapi bila dia berhasil di tahun kedua, artinya memang Jokowi Ahok tidak gagal pada tahun pertama, tapi berhasil menangani banjir dalam waktu dua tahun!! Lalu kita bisa membuat semacam indikator. Bagaimana mencari tahu apa yang sudah dilakukan Jokowi selama ini sudah berhasil. Misalkan, apabila tahun lalu air menggenang pada suatu titik selama 3 jam. Maka sudah selaiknya saat ini air hanya menggenang 2 jam saja. Karena beberapa bagian yang sukses tidak kebanjiran lagi bisa menampung air kiriman. Lalu tentang presiden, sangatlah tidak tepat membuat penilaian kepantasan orang tidak boleh mencalonkan dirinya karena satu program belum berhasil, dan itu secara partikular adalah banjir.. di daerah saya di Subang, masalah kami bukan banjir, itu masalah di kota besar dengan infrastruktur tumpang tindih, dan mental sikap yang tidak disiplin.. masalah di daerah kami, justru kesulitan air tanah, tapi kami melihat ada kepala daerah yang berkerja sungguh sungguh di mulai dari memperbaiki lingkungan serta sumber air.. berkelahi dengan kepala daerah lain berkaitan dengan danau dan sungai sungai orang itu Jokowi dia bekerja mengatasi apa yang Anda sebut sebagai banjir, dengan gambaran meyakinkan sampai sampai ada traktor tenggelam di waduk dan danau jika dia dilempar ke atas untuk menangani Indonesia, maka sudut pandanganya akan berubah lagi.. larangan ekspor mineral mentah, pembuatan smelter, imigran gelap australia, defisit current account, penghapusan pajak shipping, dsb.. banjir? entahlah kelak.. Tugas jokowi di Jakarta mengoptimalkan anggaran untuk memenuhi target kerja, di dalamnya termasuk penanganan banjir, dan itu sudah dia lakukan dengan transparan pada tahun pertamanya. sudah kelihatan gambaran yang bisa ditiru penerusnya... Dia birokrat, fungsinya menandatangani program, dengan uang yang tersedia. Pelaksanaan selalu bergantung pada kecanggihan aparat di bawahnya. Ditambah saya pikir banjir di Jakarta bukanlah manusia vs alam, melainkan manusia vs dirinya sendiri. Tidak sedikit saya melihat foto foto dan bahkan pernah melihat sendiri orang melempar sampah ke sungai. Menjadikan premis ini tampak mudah di cerna, "Kau ingin banjir, kau buang sampahlah sembarangan, dan kau dapatkan banjir itu" Jadi jika Jokowi tetap mencalonkan diri, saya akan tetap memilihnya.. dengan alasan orang ini memulai sesuatu saat yang lain malah kebingungan.. dan dia menaikkan standar calon presiden lainnya, untuk berbuat lebih, dan tidak terpaku oleh kemolekan elitis yang semu dari Cermin Ravenna.. mirror on the wall siapa yang paling pantas jadi presiden.. Anda duli tuanku sang elit partai... anda yang paling pantas... one man one vote demokrasi ini terlalu bagus untuk di tukarkan dengan salah persepsi kita terhadap banjir Ibu Kota..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline